Puluhan mahasiswa dan masyarakat yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan elemen masyarakat Labuhanbatu Utara (Labura) menggelar aksi unjuk rasa di depan gedung DPRD setempat, Rabu (3/9).
Aksi yang berjumlah sekitar 20 orang itu mendapat pengawalan ketat lebih dari 200 aparat gabungan kepolisian, TNI, Satpol PP, serta Dinas Perhubungan.
Dalam aksinya, massa menyuarakan sejumlah tuntutan, di antaranya mendesak pencopotan Kapolri dan menuntut pengusutan tuntas kematian Afan Kurniawan.
Ketua DPRD Labura Rimba Bertuah Sitorus bersama Wakil Ketua H Arli Simangunsong dan Enduard Silver Sitorus serta sejumlah anggota dewan turun langsung menemui massa di depan gerbang kantor. Kepada pengunjuk rasa, Rimba menegaskan komitmen DPRD untuk menyalurkan dan memperjuangkan aspirasi masyarakat.
“Kami Insya Allah akan memperjuangkan hak-hak adik-adik semua. Kami duduk di sini bukan untuk omon-omon atau gaya-gayaan saja, tetapi untuk bekerja keras membangun daerah,” tegas Rimba yang juga menjabat Ketua DPD Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) Labura.
Setelah berdialog, pengunjuk rasa memasuki areal gedung DPRD untuk menunaikan salat gaib berjamaah di mushalla. Sebelum membubarkan diri, mereka mengajak pimpinan dewan berfoto bersama dengan spanduk bertuliskan “DPRD Tidak Pro Rakyat”.
“Kita mengapresiasi aksi demo yang berlangsung aman dan damai ini. Aspirasi sudah kami terima dan akan ditindaklanjuti sesuai mekanisme yang ada,” ujar Rimba seusai bertemu pengunjuk rasa.
Ia juga menyampaikan terima kasih kepada aparat kepolisian, TNI, dan seluruh pihak yang menjaga keamanan serta ketertiban selama aksi berlangsung.
Pasca aksi, aparat keamanan melaksanakan apel pasukan sebagai penutup rangkaian pengamanan unjuk rasa. Situasi kembali kondusif setelah massa meninggalkan lokasi.

