Untuk pertama kalinya, Dinas Pertanian Kabupaten Labuhanbatu Utara (Labura) menggelar lomba balap handtraktor atau yang akrab disebut masyarakat sebagai jetor, Selasa (15/7/2025). Kegiatan unik ini digelar di areal persawahan Desa Siduadua, Kecamatan Kualuhselatan, tepat di depan RSUD Aekkanopan dan di sisi Jalan Lintas Sumatera.

Lomba jetor tersebut menjadi bagian dari rangkaian perayaan Hari Jadi ke-17 Kabupaten Labura yang jatuh pada 21 Juli mendatang. Sejak pagi, antusiasme masyarakat tampak tinggi. Hampir seribu warga memadati lokasi acara untuk menyaksikan ajang langka yang diikuti 38 peserta dari berbagai kecamatan, seperti Kualuhselatan, Kualuhleidong, dan Kualuhhilir.
Acara dibuka langsung oleh Bupati Labura Hendri Yanto Sitorus, yang didampingi Wakil Bupati H Samsul Tanjung serta Ketua DPRD Rimba Bertuah Sitorus. Sebelumnya, sempat terjadi gangguan teknis akibat aliran listrik padam jelang pembukaan. Namun berkat sigapnya Camat Kualuhhulu Maruli Tanjung yang langsung menghubungi pihak PLN, pasokan listrik kembali menyala dan acara bisa dilanjutkan.
Kepala Dinas Pertanian Labura, Sudarija, dalam laporannya menyampaikan bahwa kegiatan ini digelar tanpa menggunakan dana APBD. “Kegiatan ini terselenggara berkat dukungan sponsor, kelompok tani, dan para kepala desa,” ujar Sudarija, sembari meminta maaf karena hadiah lomba belum sebanding dengan pengorbanan peserta.
Sementara itu, Ketua DPRD Labura Rimba Bertuah Sitorus mengusulkan agar puncak Hari Jadi Labura bisa dijadikan sebagai hari libur daerah. “Dengan adanya hari libur daerah, masyarakat bisa ikut merasakan momen perayaan secara penuh,” ujarnya.
Politisi Partai Golkar itu juga mengapresiasi Dinas Pertanian atas pelaksanaan kegiatan yang dinilai sangat menyentuh masyarakat, khususnya para petani. Ia bahkan menyebut hal tersebut sebagai tantangan bagi pemerintah daerah. “Masa masyarakat bisa melaksanakan kegiatan seperti ini, ini jadi PR bagi pemerintah,” katanya.
Wakil Bupati Labura H Samsul Tanjung dalam sambutannya menambahkan bahwa lomba ini selain menjadi ajang silaturahmi juga diharapkan memberi manfaat praktis bagi petani. “Kita berharap kegiatan ini memberi pemahaman soal perawatan jetor, keterampilan menjadi joki jetor, dan manfaat lainnya yang berguna bagi petani kita,” kata Samsul.
Lomba jetor ini pun menjadi tontonan menghibur sekaligus edukatif bagi masyarakat desa. Tak hanya menunjukkan kecepatan, para peserta juga memperlihatkan kemampuan teknis dan keahlian mengendalikan mesin pertanian tersebut di medan sawah yang berlumpur.
