Medan (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Utara (Sumut) meminta daerah melakukan percepatan penanganan dan eliminasi tuberkulosis (TBC) di provinsi itu.
"Untuk itu, pemprov minta kabupaten/kota segera membentuk tim percepatan dan rencana aksi daerah," ucap Sekretaris Daerah Provinsi Sumut Togap Simangunsong usai memimpin rapat koordinasi evaluasi penanganan TBC se-Sumut secara daring di Kantor Gubernur Sumut, Jumat.
Ia mengaku penyebaran kasus tuberkulosis di wilayah Sumatera Utara menunjukkan angka yang sangat tinggi dan mengkhawatirkan.
Dinas Kesehatan Provinsi Sumut pada Januari-Mei 2025 mencatat sebanyak 18.411 kasus tuberkulosis di wilayah tersebut. Sementara pada 2024, secara keseluruhan terdapat 53.300 kasus tuberkulosis dengan jumlah 1.841 kematian.
"Penanganan TBC masih menjadi fokus pemerintah di bidang kesehatan, dan diperlukan dukungan pemangku kebijakan guna melakukan percepatan," katanya.
Pemprov Sumut terus berkomitmen mendukung eliminasi tuberkulosis dengan membentuk tim percepatan penanggulangan para bupati/wali kota se-Sumut.
"ini dilanjutkan dengan rencana aksi melibatkan banyak pemangku kepentingan dan harus tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) kabupaten/kota se-Sumut," kata Togap.
Penanganan TBC, lanjut dia, juga harus dibuatkan peraturan daerah, sehingga menjadi acuan organisasi perangkat daerah menganggarkan penanganan dan eliminasi.
"Ini pekerjaan multisektor, tidak hanya Dinas Kesehatan saja. Maka, perlu bersama-sama hingga tingkat desa dalam upaya eliminasi TBC," papar Togap.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumut Faisal Hasrimi mengatakan hingga kini baru ada delapan kabupaten/kota di Sumatera Utara memiliki rencana aksi tuberkulosis.
"Selain itu, ada 17 kabupaten/kota yang telah memiliki surat keputusan Tim Percepatan Penanganan TBC," ungkap dia.
Ia berharap pemerintah daerah yang belum membentuk tim dan membuat rencana aksi segera dilakukan, sehingga percepatan penanganan TBC bisa dilakukan.
Percepatan eliminasi tuberkulosis ini dimulai dari penemuan kasus, peningkatan akses layanan, perluasan terapi pencegahan hingga penguatan surveilans.
"Eliminasi TBC ini kerja bersama. Kita kolaborasikan gerak kita, sehingga apa yang kita inginkan dapat terwujud," ujar Faisal.
