Medan (ANTARA) - Otoritas Jasa Keuangan Provinsi Sumatera Utara (OJK Sumut) memperkuat peran industri jasa keuangan di sektor pertanian jagung, guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi wilayah itu.
"Peran industri jasa keuangan sangat strategis dalam memberikan pembiayaan bagi sektor pertanian termasuk jagung," ujar Kepala Kantor OJK Provinsi Sumut Khoirul Muttaqien di Medan, Senin.
Menurut dia, tanaman jagung berpotensi besar untuk meningkatkan kesejahteraan petani di Sumut, dan turut serta meningkatkan ketahanan pangan.
Hal ini terlihat dari produksi jagung nasional tercatat pada 2023 sebesar 14,46 juta ton, 9,09 persen disumbang dari Sumut. Dengan menempati posisi ketiga setelah Jawa Timur dan Jawa Tengah.
"Ditambah dengan lima tahun terakhir, perkembangan sektor kredit cukup meningkat secara signifikan dari Rp276,37 miliar per Desember 2020 menjadi Rp814,89 miliar per Desember 2024," ucapnya.
Khoirul mengatakan tren ini mencerminkan meningkatnya perhatian terhadap pengembangan pertanian jagung dalam rangka mendorong ketahanan pangan dan kemandirian petani.
"OJK berkomitmen untuk terus mendorong akses keuangan yang lebih luas guna mendukung pertumbuhan ekonomi baik dalam skala daerah maupun nasional," ucapnya.
Khoirul mengatakan berbagai informasi dan masukan dari para pemangku kepentingan semakin memperkaya kajian yang telah disusun oleh OJK, sehingga mampu menciptakan ekosistem closed loop yang lebih feasible dan optimal.
Closed loop sendiri merupakan model kemitraan agribisnis yang menghubungkan seluruh rantai nilai dari hulu hingga hilir, dengan melibatkan berbagai pihak, seperti Asosiasi Petani, Industri Jasa Keuangan (IJK), kelompok tani, dinas terkait, serta supplier dan offtaker.
"Kolaborasi ini diharapkan dapat memperkuat ketahanan sektor pertanian, serta meningkatkan kesejahteraan para petani jagung di wilayah tersebut," ucapnya.