Medan (ANTARA) - Asian Agri, salah satu perusahaan kelapa sawit di Indonesia, memperkenalkan benih sawit unggul yang diberi nama Topaz, dalam upaya mendukung perkembangan industri kelapa sawit di tanah air.
Head of Plant Breeding Asian Agri, Yopy Dedy Wiryanto di Medan, Kamis, menjelaskan bahwa benih Topaz adalah produk kelapa sawit unggul hasil riset bertahun-tahun dari Asian Agri yang terbukti meningkatkan produktivitas pohon kelapa sawit.
Keunggulan benih Topaz dapat terlihat pada saat merilis empat varietas pada 2004, yaitu Topaz 1, Topaz 2, Topaz 3, dan Topaz 4, yang berdasarkan pengujian multi-lokasi di Sumatera Utara dan Riau, dengan tiga jenis tanah berbeda, mampu berproduksi tinggi.
"Karena itu, benih Topaz mampu beradaptasi dengan baik di berbagai lokasi di Indonesia. Pengujian tidak berhenti sampai generasi 1 saja, kami tetap melakukan pengujian hingga ke generasi 2 yang merupakan keturunan langsung dari indukan yang tertanam di OPRS Topaz pada 1996," katanya.
Berdasarkan pengujian generasi dua yang komprehensif dan intensif, saat ini Topaz hanya memproduksi persilangan-persilangan yang telah teruji dan terbukti dapat menghasilkan 24 ton Tandan Buah Sawit (TBS) di Tahun Menghasilkan (TM) 1, rata-rata 38 ton TBS pada TM 3 sampai dengan TM 6 dan Oil Extraction Rate (OER) 29 persen dengan potensi Crude Palm Oil (CPO) lebih dari 10 ton/ha.
"Kemudian sebagai komitmen perusahaan untuk memberikan yang terbaik bagi pelanggan, maka pada 2019, OPRS merilis Varietas DxP Topaz GT berdasarkan pengujian dengan penggunaan isolat Ganoderma yang paling agresif sehingga Topaz GT dapat beradaptasi lebih baik pada daerah dengan tingkat serangan Ganoderma yang tinggi," katanya.
Selanjutnya Yopy juga menjelaskan bahwa awalnya bibit Topaz lebih banyak ditanam oleh petani-petani kelapa sawit swadaya dan dari petani sawit swadaya inilah bibit Topaz dikenal luas.
"Jadi petani yang telah menanam Topaz akan puas dengan hasil yang didapatkannya. Apalagi jika bermitra dengan Asian Agri, maka petani mendapatkan bimbingan praktik pengelolaan terbaik dari perusahaan," katanya.
Riko Simamora, salah satu petani kelapa sawit dari Desa Aek Songsongan, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara, menjelaskan pengalamannya menggunakan benih Topaz.
Sebelum menjadi petani kelapa sawit, ia bekerja di perusahaan perkebunan dan melihat berbagai jenis bibit unggul yang digunakan.
"Dari data produksi, saya perhatikan bahwa bibit Topaz dari Asian Agri menghasilkan lebih tinggi dibandingkan yang lain. Di usia 33 bulan, dengan hanya mengaplikasikan setengah dosis pupuk yang direkomendasikan oleh Asian Agri, kebun sudah dapat menghasilkan 1 ton/ha/bulan. Ini menunjukkan peningkatan produksi yang signifikan dengan benih Topaz," katanya.
Kemudian, pada tahun 2018, Riko memutuskan untuk menjadi petani kelapa sawit dengan mengelola kebun pribadinya dengan menggunakan benih Topaz.
"Saat memulai kebun pribadi, saya sudah tahu bahwa Topaz adalah bibit unggul dengan produktivitas tinggi," katanya.