Sergai (ANTARA) - Jalanan di Kecamatan Tanjung Beringin, Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai), berubah menjadi lautan cahaya pada Selasa (25/2/2025) malam. Ribuan warga dari berbagai desa memadati ruas jalan dengan membawa obor dalam Festival Pawai Obor Keliling yang diselenggarakan oleh Komunitas Bedagai Mengaji (KBM).
Sebagai tradisi tahunan, festival ini telah menjadi bagian dari budaya masyarakat setempat dalam menyambut datangnya Bulan Suci Ramadan 1446 Hijriah. Pawai obor tidak hanya menjadi ajang syiar Islam, tetapi juga mempererat silaturahmi antar warga serta menghadirkan nuansa kebersamaan yang penuh makna.
Dengan lantunan shalawat dan gema takbir yang mengiringi langkah peserta, suasana di sepanjang jalur pawai dipenuhi semangat religius dan kebahagiaan. Ribuan obor yang menyala serentak menciptakan pemandangan yang memukau, mencerminkan semangat umat Islam dalam menyambut bulan penuh berkah. Tak hanya itu, pawai ini juga menjadi simbol persatuan masyarakat, di mana berbagai lapisan usia, mulai dari anak-anak hingga orang tua, turut serta dalam iring-iringan dengan penuh antusiasme.
Di setiap sudut jalan, masyarakat setempat menyambut peserta dengan hangat, memberikan dukungan serta doa agar acara berjalan lancar. Tak jarang, pawai ini juga menarik perhatian pengunjung dari luar daerah yang ingin menyaksikan langsung kemeriahan tradisi ini. Lebih dari sekadar seremonial, pawai obor juga memiliki nilai edukatif bagi generasi muda.
Melalui kegiatan ini, mereka diajak untuk memahami pentingnya menjaga dan melestarikan tradisi Islam yang telah diwariskan secara turun-temurun. Hal ini menjadi momen yang tepat untuk memperkenalkan nilai-nilai keislaman, sekaligus menumbuhkan rasa cinta terhadap budaya Islami di kalangan generasi penerus.
Dengan antusiasme yang terus meningkat setiap tahunnya, Festival Pawai Obor Keliling di Kecamatan Tanjung Beringin bukan hanya menjadi kebanggaan masyarakat setempat, tetapi juga berpotensi menjadi salah satu daya tarik budaya dan religi yang khas di Kabupaten Serdang Bedagai.

Festival ini dibuka oleh Bupati Sergai H. Darma Wijaya yang diwakili oleh Staf Ahli Bidang Pemerintahan, Hukum, dan Politik Setdakab Sergai, Drs. Zulfikar, didampingi Camat Tanjung Beringin Nurchinta, S.Si. Pawai dimulai dari halaman rumah dinas Camat, melewati jalan-jalan utama, dan kembali ke titik awal.
Bupati Serdang Bedagai, H. Darma Wijaya, melalui Staf Ahli Bidang Pemerintahan, Hukum, dan Politik Setdakab Sergai, Drs. Zulfikar, menyampaikan apresiasi yang tinggi terhadap partisipasi masyarakat dalam Festival Pawai Obor Keliling. Menurutnya, acara ini bukan sekadar tradisi tahunan, tetapi juga mencerminkan semangat gotong royong dan kebersamaan yang menjadi identitas masyarakat Tanjung Beringin.
"Festival Pawai Obor berlangsung meriah berkat dukungan dari berbagai pihak, termasuk Forkopimcam Tanjung Beringin, tokoh agama, serta masyarakat setempat. Ini adalah bukti nyata bahwa kebersamaan dapat melahirkan kegiatan positif yang bermanfaat bagi semua," ujar Zulfikar.
Ia menambahkan bahwa pawai obor tidak hanya memperkuat ukhuwah Islamiyah, tetapi juga menjadi media edukasi bagi generasi muda agar semakin mencintai dan mengamalkan nilai-nilai keislaman dalam kehidupan sehari-hari.
"Kita berharap tradisi ini terus dijaga dan dikembangkan, sehingga nilai-nilai keagamaan dan budaya lokal tetap lestari di tengah kemajuan zaman," tambahnya.
Kegiatan ini diharapkan olehnya dapat terus menjadi tradisi tahunan yang tidak hanya memperkuat ukhuwah Islamiyah di Kecamatan Tanjung Beringin, tetapi juga menjadi sarana edukasi bagi generasi muda dalam memahami dan mengamalkan nilai-nilai keislaman.

Selain itu, festival ini menjadi wadah untuk mempererat kebersamaan, memperkuat identitas budaya lokal, serta menumbuhkan rasa bangga terhadap tradisi Islami yang telah diwariskan secara turun-temurun. Dengan semangat kebersamaan, kegiatan ini diharapkan terus berkembang dan memberikan manfaat yang lebih luas bagi masyarakat.
“Selain sebagai tradisi, kegiatan ini juga menjadi sarana edukasi bagi generasi muda agar semakin mencintai dan mengamalkan nilai-nilai keislaman dalam kehidupan sehari-hari. Dengan adanya pawai obor, mereka tidak hanya mengenal sejarah dan makna keagamaan di baliknya, tetapi juga merasakan kebersamaan dalam menjalankan ajaran Islam,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Umum KBM Tanjung Beringin, Khoirul Pahotan Sitorus, mengungkapkan bahwa tahun ini jumlah peserta mengalami peningkatan signifikan, mencapai 1.500 orang dari 34 kontingen. Para peserta berasal dari berbagai elemen masyarakat, termasuk remaja masjid, musala, lembaga pendidikan, serta warga dari delapan desa yang antusias berpartisipasi dalam festival ini.
"Antusiasme yang tinggi menunjukkan bahwa tradisi ini terus berkembang dan semakin dicintai oleh masyarakat. Setiap tahunnya, antusiasme masyarakat semakin besar. Ini bukan sekadar pawai, tetapi juga ajang mempererat kebersamaan dalam menyambut bulan suci " ujarnya.
Ia menambahkan bahwa partisipasi yang meningkat menunjukkan betapa kuatnya nilai gotong royong dan semangat kebersamaan di tengah masyarakat. “Kami berharap tradisi ini terus lestari dan menjadi inspirasi bagi generasi mendatang untuk menjaga nilai-nilai keislaman serta budaya lokal yang telah diwariskan,” tambahnya.
Festival ini tidak hanya meramaikan suasana, tetapi juga semakin semarak dengan adanya kompetisi antar kontingen. Pejuang Surga berhasil meraih juara pertama dengan nilai 765, disusul SMP Pancasila dengan nilai 740, dan Enam Poro Sepuh di peringkat ketiga dengan nilai 733.

Sementara itu, juara harapan pertama diraih oleh Syafa'atul Ummah dengan nilai 732, diikuti Persatuan Ulama Ulani dengan nilai 723, dan SMP Berdikari di posisi keenam dengan nilai 712. Para pemenang mendapatkan trofi serta uang pembinaan sebagai bentuk apresiasi atas partisipasi dan semangat mereka dalam menjaga tradisi ini.
"Ajang ini bukan sekadar kompetisi, tetapi juga menjadi motivasi bagi para peserta untuk terus melestarikan nilai-nilai keislaman melalui kegiatan positif seperti ini," ujar Ketua Panitia.
Dengan adanya kompetisi ini, diharapkan peserta semakin termotivasi untuk berpartisipasi, tidak hanya dalam kemeriahan acara, tetapi juga dalam menjaga semangat kebersamaan dan nilai-nilai keislaman yang menjadi inti dari festival ini. Selain itu, festival ini menjadi ajang untuk memperkuat solidaritas antar warga dan mengajarkan generasi muda tentang pentingnya menjaga tradisi Islami yang telah diwariskan turun-temurun.