Medan (ANTARA) - Penyuluh Agama Kristen Kantor Kementerian Agama Kabupaten Nias, Sumatera Utara menempuh jarak tiga kilometer dengan berjalan kaki untuk memberikan bimbingan, edukasi dan penyuluhan mengenai ajaran agama kepada masyarakat.
Sudi Agusriang Harefa merupakan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) sosok pegawai yang penyuluh yang berdedikasi tinggi serta bertanggung jawab dalam menjalan tugasnya karena bertugas di salah satu Desa terpencil di Kabupaten Nias.
Dalam keseharian-nya, Sudi Agusriang Harefa yang bertugas di Desa Lolo'ana'a Kecamatan Gido harus menitipkan sepeda motornya untuk menuju desa tersebut karena tidak bisa diakses dengan kendaraan. Dengan jarak tempuh sekitar tiga kilomter dirinya harus berjalan kaki melewati berbagai rute untuk sampai ke desa tersebut.
“Untuk sampai di desa ini kita harus jalan kaki dikarenakan jalannya masih berbatu dan melewati dua aliran sungai yang sudah diberi titian yang sifatnya darurat serta masih ada jalan setapak yang harus dilewati," ujar Sudi Agusriang, di Medan, Rabu.
Meskipun harus menempuh berbagai rintangan, pegawai PPPK yang diangkat pada 2023 ini mengaku bersyukur dengan tugas yang dijalaninya. Pasalnya, masyarakat dapat memahami tentang agama sehingga mengalami pertumbuhan iman Agama Kristen.
Hal tersebut, kata dia,menjadi pengalaman menarik mengingat melayani di wilayah tertinggal, terdepan dan terluar akan menjadi motivasi dalam berinovasi untuk bisa berkolaborasi dengan masyarakat setempat
“Melayani di desa Lolo’ana’a sangat berkesan mengingat antusias masyarakat yang siap menerima pelayanan kami melalui pengarahan, pembinaan lewat bahasa agama," kata dia.
Sementara, Yuli Darmawati Zai yang turut melaksanakan penyuluhan di desa Lolo’ana’a ini menyatakan bahwa sebagai penyuluh Agama harus setia dengan tugas dan tanggungjawab, meskipun harus menempuh jarak jauh dengan berbagai rintangan yang dihadapi.
"Walaupun dengan perjuangan untuk menempuh medan perjalanan yang sangat menantang karena harus melewati gunung dan lembah dengan jalan kaki dan harus melewati sungai,' ujar Yuli Darmawati
M. Bate’e sebagai teman sejawat sebagai penyuluh agama Kristen menyampaikan bahwa dalam pelaksanaan penyuluhan ini merupakan dedikasi kepada masyarakat. Oleh karena itu, kesetiaan menjadi kunci utama dalam menunaikan tugas kepenyuluhan sehingga dapat memberikan dampak positif bagi kelompok binaan yang mengedepankan motto Kementerian Agama yaitu Ikhlas Beramal.
“Kami telah membuat jadwal rutin pelaksanaan penyuluhan untuk setiap kelompok binaan sehingga kegiatan yang dilaksanakan dapat terlaksana dengan baik,” kata dia.
Nistuti M. bate’e berharap adanya perhatian baik pemerintah Kabupaten Nias maupun pemerintah pusat untuk memprioritaskan pembangunan infrastruktur di daerah 3T khususnya di desa Lolo’ana’a agar proses pelaksanaan pelayanan penyuluhan agama semakin mudah untuk dijangkau.
Sedangkan, Elianus Zai menyebut akses jalan yang ditempuh cukup menegangkan apalagi sedang musim hujan karena jalan yang ditempuh susah untuk dilewati mengingat kondisi jalan yang begitu parah.
“Namun demikian itu tidak menjadi penghalang dalam melaksanakan tugas. Hal ini dikatakannya sebab penyuluh agama Kristen memiliki peran penting di tengah-tengah masyarakat untuk membantu mengarahkan, membimbing dan memberi penerangan melalui bahasa agama,” ujarnya.