Korban tewas dilaporkan dari sejumlah kota, antara lain di Abuja, Kano, Niger, Borno, Kaduna, dan Jigawa dalam situasi yang telah berubah menjadi protes #EndBadGovernance, yang diadakan di seluruh negeri sejak Kamis.
Menurut media Punch Newspaper, 17 orang telah tewas dalam dua hari aksi unjuk rasa itu.
Pejabat polisi tidak menanggapi telpon Anadolu yang meminta penjelasan dan konfirmasi perkembangan peristiwa tersebut.
Otoritas di negara bagian Borno, Kano, Katsina, Jigawa, dan Zamfara menyatakan memberlakukan jam malam selama 24 jam untuk mencegah demonstrasi anti-pemerintah.
Juru bicara Kepolisian Nigeria Muyiwa Adejobi mengatakan: “Tidak ada polisi yang menembakkan peluru tajam ke arah pengunjuk rasa, melainkan menembakkan gas air mata kepada para preman yang tidak tertib yang mengambil alih jalanan untuk membuat kekacauan.”
Polisi telah menangkap lebih dari 300 tersangka di Kano, Nasarawa, Katsina, Kaduna, dan Abuja selama hari pertama protes.
Inspektur jenderal polisi Nigeria Kayode Egbetokun, mengatakan polisi mungkin akan meminta bantuan dari lembaga keamanan lainnya, termasuk militer, jika protes nasional terhadap kesulitan finansial dan bermuara pada kelaparan itu semakin memanas.
Kelompok hak asasi manusia Amnesty mengonfirmasi 13 kematian, dengan enam kejadian di Suleja negara bagian Niger, empat di Maiduguri, dan tiga di Kaduna.
“Temuan kami sejauh ini menunjukkan bahwa personel keamanan di lokasi-lokasi di mana ada korban tewas, sengaja menggunakan taktik yang dirancang untuk membunuh saat menangani kerumunan orang yang memprotes kelaparan dan kemiskinan yang mendalam,” kata kelompok tersebut di X.
“Sikap melanggar hukum lembaga keamanan Nigeria yang menggunakan senjata api sebagai alat taktis untuk mengelola protes harus dihentikan,” katanya.
Sumber: Anadolu-OANA
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Nigeria berlakukan jam malam saat 17 pemprotes anti pemerintah tewas