Investasi IFC dalam penerbitan obligasi sosial oleh Bank BTPN untuk membiayai UMKM untuk menutup kesenjangan pembiayaan UMKM yang mencapai 166 miliar dolar AS, dan akan disalurkan terutama untuk pemimpin perempuan.
Sedangkan obligasi hijau diterbitkan BTPN untuk membiayai berbagai proyek berwawasan lingkungan yang diharapkan dapat mengurangi total emisi gas rumah kaca setara dengan 137.326 ton karbon dioksida per tahun.
"Itu memperlihatkan betapa IFC mengapresiasi visi soal bisnis berkelanjutan," kata Andrie.
Bank BTPN, dia meneruskan, sudah memberikan pembiayaan untuk bisnis berkelanjutan sebesar Rp15,69 triliun mulai Januari-Maret 2024.
Porsi terbesar pembiayaan itu adalah untuk UMKM, yaitu Rp8,1 triliun, disusul sektor pengelolaan sumber daya alam (SDA) dan lahan berkelanjutan Rp4,7 triliun, energi terbarukan Rp1,2 triliun, produk ramah lingkungan Rp660 miliar, bangunan berwawasan lingkungan Rp560 miliar, efisiensi energi Rp360 miliar, dan transportasi ramah lingkungan Rp100 miliar.
"Kami terus mendukung 'Sustainable Development Goals' (SDGs) yang bertujuan untuk mengakhiri kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan melindungi lingkungan," ujar Andrie.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BTPN: Ekonomi hijau di Indonesia berpotensi besar untuk dikembangkan