Pematangsiantar (ANTARA) - Samosir Musik Internasional Festival (SMI Fest), satu dari sejumlah pagelaran terbaik di Provinsi Sumatera Utara yang masuk dalam program Kharisma Event Nasional dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI.
Sajian musik kolaborasi budaya lokal etnis Batak dan Eropa yang digagas putra Kabupaten Samosir yang menetap di Negara Belanda, Henry Manik dimulai tahun 2014.
Kegiatan tahunan musik ini, vakum saat pandemi COVID-19, 2024 memasuki tahun ketujuh dan lokasi pagelaran di tempat yang sama, di pusat pariwisata Pulau Samosir, Danau Toba yakni panggung terbuka (open stage) Tuktuk Siadong.
Dalam rilis, Kamis (20/6), Henry Manik menyebut, tahun 2024 Samosir Musik Internasional Festival dijadwalkan digelar selama tiga hari, 9-11 Agustus.
Ada yang beda dengan pagelaran tahun ini, waktu bertambah dari dua menjadi tiga hari. Bukan pula sekadar penampilan musik, juga dirangkai ada berbagai kegiatan lain yang menarik dan bermanfaat.
Henry Manik sebut, penambahan waktu dan kegiatan ini melihat antusias dari para penonton juga para perilaku seni.
Nantinya, SMI Fest ada panggung utama menampilkan artis pengisi SMI Fest (9-10 Agustus) dan area plaza diisi kuliner pelaku UMKM, pameran kerajinan, lokakarya, gelar wicara, pertunjukan musik di panggung kecil (9-11 Agustus).
Hanya saja, dimulai tahun 2023, SMI Fest khusus panggung utama, tidak lagi gratis, berlaku sistem tiket, dengan tujuan meningkatkan kualitas dan bisa terus berkarya untuk tanah kelahiran, Samosir.
Sedangkan area plaza tidak diberlakukan sistem tiket, sehingga pengunjung bisa tetap menikmati kemeriahan kegiatan tanpa perlu mengeluarkan dana.
Dalam tahapan persiapan performer, SMI Fest melakukan penjaringan para musisi/artis baik dari dalam negeri seperti Tigor Sihombing xfactor, Osen Hutasoit, sementara dari luar negeri, akan mendatangkan artis dari Belanda dan Malaysia.