Jakarta (ANTARA) -
“Dalam olahraga, kita melakukan aktivitas fisik sampai dengan batas yang kita mampu, berbeda dengan aktivitas fisik biasa seperti beres-beres rumah. Nah, persoalannya orang nggak tahu sampai mana batas kemampuannya, makanya perlu dicek, dites untuk mengukur batas kemampuan seseorang berolahraga,” kata Erlang dalam gelar wicara daring yang diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan di Jakarta pada Senin.
Ia menyebutkan pengecekan tersebut dapat dilakukan melalui Cardio-pulmonary Exercise Test (CPET). Pada tes ini, pasien terlebih dahulu akan dipasangkan alat rekam jantung serupa EKG sekaligus masker oksigen sebelum diminta untuk melakukan aktivitas fisik, seperti berjalan maupun berlari di atas treadmill yang sudah disediakan oleh pihak rumah sakit.
Dengan melakukan CPET, Erlang menuturkan pasien dapat memiliki gambaran mengenai kinerja jantung dan paru, mulai dari kapan paru menurunkan atau mengeluarkan oksigen, irama detak jantung hingga kelainan yang dapat muncul saat melakukan aktivitas cukup berat, seperti olahraga.