Medan (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Utara menyatakan, kekayaan budaya menjadi modal provinsi tersebut menarik minat wisatawan baik domestik maupun mancanegara.
Menurut Zumri, keanekaragaman budaya menjadi salah satu ciri khas (branding) Sumut di Indonesia.
Dia melanjutkan, Sumatra Utara memiliki beragam suku dengan kebiasaan, bahasa, seni, pakaian dan cara hidup yang berbeda-beda.
Berdasarkan BPS, suku-suku di Sumatra Utara meliputi Batak (termasuk Angkola, Toba, Karo, Simalungun, Pakpak), Jawa, Melayu, Aceh, Nias, Banjar, Tionghoa, Tamil dan Punjabi.
"Wisatawan khususnya wisatawan asing sangat menyukai kebudayaan khas. Banyak dari mereka yang datang untuk melihat itu," kata Zumri.Dia menyatakan, untuk semakin mempromosikan kekayaan budaya Sumut, sejumlah acara budaya baik yang berskala lokal, nasional maupun internasional, diadakan pada tahun 2024.
Sampai Mei 2024, ada beberapa acara budaya Sumut yang digelar seperti Geo Tourism Festival 2024 di Medan, "North Sumatera Tourism and Culture, Exhibition and Travel Fair" di Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang, lalu Festival Pesona Aekhula di Kabupaten Nias Barat dan Gelar Melayu Serumpun di Medan.
Khusus Gelar Melayu Serumpun, pelaksanaannya pada 29 Mei-1 Juni 2024 di Istana Maimun, Medan. Acara itu dihadiri oleh perwakilan empat negara sahabat yakni Malaysia, Thailand, Singapura dan India.
"Kami dari Disbudparekraf Sumut tentu mendukung penuh kegiatan-kegiatan tersebut," tutur Zumri.
Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut menyatakan, pada Januari-Maret 2024, total ada 54.772 wisatawan asing yang berkunjung ke Sumut.
Jumlah tersebut lebih banyak daripada periode serupa tahun sebelumnya yakni 45.478 orang.
Adapun wisatawan asing terbanyak yang datang ke Sumut berasal dari Malaysia yakni 26.186 orang pada Januari-Maret 2024 dan 24.950 orang pada Januari-Maret 2023.
