Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo mengatakan kecelakaan di Km 58 Tol Jakarta-Cikampek yang terjadi saat rekayasa contraflow menjadi bahan evaluasi untuk penanganan arus mudik agar peristiwa serupa tidak terulang.
"Kami juga tentunya harus melakukan evaluasi terkait adanya musibah yang terjadi di Kilometer 58 di jalur contraflow," kata Sigit, saat meninjau Km 70 Gerbang Tol Cikampek Utama di Karawang, Jawa Barat, Senin.
Menurut Sigit, hal yang harus dievaluasi salah satunya sosialisasi terhadap pengemudi kendaraan, agar betul-betul mempersiapkan diri sebelum melakukan perjalanan.
"Dan ini tentunya menjadi evaluasi agar kita lebih masif lagi, mensosialisasikan terhadap pengemudi khususnya, terhadap pengguna jalan khususnya, agar betul-betul mempersiapkan diri dengan sebaiknya," katanya. pula
Kemudian, pencegahan agar kendaraan angkutan umum terhindar dari kecelakaan, dengan memastikan kondisi angkutan umum dalam keadaan prima, termasuk sopir dan kondektur bus, dilakukan pemeriksaan tes urine dan tes kesehatan.
"Terkait dengan kendaraan-kendaraan umum, telah dipersiapkan berbagai pelayanan, apakah itu terkait dengan masalah tes urine, kemudian tes kesehatan," katanya lagi.
Dia menjelaskan, tes urine dilakukan untuk mengecek adanya penggunaan atau ada kandungan narkoba atau tidak, kemudian alkohol, dan juga kesehatan dari pengemudi itu sendiri sehingga pada saat membawa penumpang semuanya dalam keadaan prima.
Pada sisi lain, kata dia pula, tingkat kelelahan pengendara juga menjadi catatan yang perlu terus diingatkan kepada masyarakat. Jangan memaksakan diri terus berkendaraan apabila kondisi sudah lelah dan mengantuk.
"Ini juga kami ingatkan agar jangan dipaksakan, sehingga kemudian tentunya ini akan berdampak fatal apabila dipaksakan," ujarnya.
Untuk itu, Sigit mengimbau masyarakat agar tidak memaksakan cepat sampai tujuan sehingga mengabaikan alarm tubuh untuk istirahat.
"Pada waktunya istirahat tidak dipaksakan ingin cepat sampai tujuan, sehingga kemudian menimbulkan masalah," katanya pula.
Kecelakaan pada jalur lawan arah di Km 58 Tol Jakarta-Cikampek pada Senin pagi melibatkan tiga kendaraan, yakni Bus Primajasa nopol B 7655 TGD, Gran Max nopol B 1635 BKT, dan Daihatsu Terios.
Selain dua orang luka-luka, terdapat 12 orang lainnya yang meninggal dunia akibat kecelakaan tersebut, terdiri atas tujuh laki-laki dan lima perempuan. Korban meninggal dunia yang berjumlah 12 orang itu kini berada di ruang pemulasaraan jenazah RSUD Karawang.
Pada peristiwa kecelakaan itu, mobil Gran Max dan Terios hangus terbakar. Ke-12 korban merupakan penumpang mobil Gran Max. Sedangkan dari mobil Terios tidak ada korban, dan dari bus Primajasa terdapat dua orang luka-luka.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kapolri: Musibah di Km 58 jadi bahan evaluasi penanganan arus mudik
"Kami juga tentunya harus melakukan evaluasi terkait adanya musibah yang terjadi di Kilometer 58 di jalur contraflow," kata Sigit, saat meninjau Km 70 Gerbang Tol Cikampek Utama di Karawang, Jawa Barat, Senin.
Menurut Sigit, hal yang harus dievaluasi salah satunya sosialisasi terhadap pengemudi kendaraan, agar betul-betul mempersiapkan diri sebelum melakukan perjalanan.
"Dan ini tentunya menjadi evaluasi agar kita lebih masif lagi, mensosialisasikan terhadap pengemudi khususnya, terhadap pengguna jalan khususnya, agar betul-betul mempersiapkan diri dengan sebaiknya," katanya. pula
Kemudian, pencegahan agar kendaraan angkutan umum terhindar dari kecelakaan, dengan memastikan kondisi angkutan umum dalam keadaan prima, termasuk sopir dan kondektur bus, dilakukan pemeriksaan tes urine dan tes kesehatan.
"Terkait dengan kendaraan-kendaraan umum, telah dipersiapkan berbagai pelayanan, apakah itu terkait dengan masalah tes urine, kemudian tes kesehatan," katanya lagi.
Dia menjelaskan, tes urine dilakukan untuk mengecek adanya penggunaan atau ada kandungan narkoba atau tidak, kemudian alkohol, dan juga kesehatan dari pengemudi itu sendiri sehingga pada saat membawa penumpang semuanya dalam keadaan prima.
Pada sisi lain, kata dia pula, tingkat kelelahan pengendara juga menjadi catatan yang perlu terus diingatkan kepada masyarakat. Jangan memaksakan diri terus berkendaraan apabila kondisi sudah lelah dan mengantuk.
"Ini juga kami ingatkan agar jangan dipaksakan, sehingga kemudian tentunya ini akan berdampak fatal apabila dipaksakan," ujarnya.
Untuk itu, Sigit mengimbau masyarakat agar tidak memaksakan cepat sampai tujuan sehingga mengabaikan alarm tubuh untuk istirahat.
"Pada waktunya istirahat tidak dipaksakan ingin cepat sampai tujuan, sehingga kemudian menimbulkan masalah," katanya pula.
Kecelakaan pada jalur lawan arah di Km 58 Tol Jakarta-Cikampek pada Senin pagi melibatkan tiga kendaraan, yakni Bus Primajasa nopol B 7655 TGD, Gran Max nopol B 1635 BKT, dan Daihatsu Terios.
Selain dua orang luka-luka, terdapat 12 orang lainnya yang meninggal dunia akibat kecelakaan tersebut, terdiri atas tujuh laki-laki dan lima perempuan. Korban meninggal dunia yang berjumlah 12 orang itu kini berada di ruang pemulasaraan jenazah RSUD Karawang.
Pada peristiwa kecelakaan itu, mobil Gran Max dan Terios hangus terbakar. Ke-12 korban merupakan penumpang mobil Gran Max. Sedangkan dari mobil Terios tidak ada korban, dan dari bus Primajasa terdapat dua orang luka-luka.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kapolri: Musibah di Km 58 jadi bahan evaluasi penanganan arus mudik