Ngabila menyampaikan bahwa manusia umumnya butuh tidur selama tujuh hingga sembilan jam sehari.
Menurut dia, tidur nyenyak dapat meningkatkan produksi sel darah putih dan sel T yang berperan penting bagi sistem kekebalan tubuh serta membantu menurunkan stres.
"Jadi, usahakan maksimal pada pukul 21.00 atau 22.00 kita sudah tidur agar bisa terpenuhi kebutuhan tidurnya minimal tujuh jam dalam sehari," kata Ngabila, yang juga staf teknis komunikasi transformasi kesehatan di Kementerian Kesehatan.
Apabila tidak bisa mulai tidur pada pukul 21.00 atau 22.00, ia melanjutkan, usahakan bisa tidur selama enam jam dalam sehari dengan menambah waktu tidur pada siang hari.
Ngabila menyampaikan bahwa kurang tidur dapat menimbulkan gangguan seperti susah berkonsentrasi, mudah lupa, dan merasa mengantuk sepanjang hari.
"Kalau untuk jangka panjangnya, kurang tidur bisa memicu penyakit kronis misalnya seperti diabetes, gangguan jantung, tekanan darah tinggi, dan obesitas. Bahkan kurang tidur bisa memicu depresi dan penurunan sistem imunitas," demikian Ngabila Salama.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kurangi waktu lihat layar agar kualitas tidur lebih baik selama puasa