Selain itu, dia menyampaikan bahwa para eksportir muda penting menciptakan ekosistem yang mendukung dan suasana yang kondusifuntuk memasuki pasar global.
Menurutnya, pasar dunia yang heterogen pada tahun 2024 menuntut pemahaman mendalam bagi eksportir khususnya pemula. Keputusan pembelian di berbagai pasar memiliki tempo yang berbeda, dan strategi yang efektif untuk dapat menyesuaikan diri dengan dinamika pasar yang beragam.
“Di 2024 ini kita harus melihat pasar dengan heterogen. Kalau kita lihat pasar dunia juga berbeda beda, ada pasar dunia yang ambil keputusannya cepat ada juga yang mengambil lama,” kata Handito.
Dia menilai bahwa ekspor Indonesia saat ini tidak lagi harus ke Eropa karena di pasar Eropa saat ini mengalami penurunan ekonomi. Keputusan pembelian yang dulunya cepat, kini mengalami perubahan dinamis, dan hal ini perlu menjadi perhatian khusus bagi para pelaku ekspor.
Oleh karena itu, lanjut dia, pentingnya contoh nyata dari mereka yang telah berhasil mengembangkan produk riil dan sukses dalam ekspor untuk menjadi inspirasi.
“Bagaimana kita membangun sudut pandang yang kreatif, ke depan kita harus dengan inovasi dan strategi yang baru. Kalau kita mau ekspor tahun depan harus ada produk produk yang dapat membuat konsumen mengambil keputusan cepat,” kata Handito.
Konferensi Ekspor Internasional diikuti mahasiswa dari sejumlah perguruan tinggi yang menjadi peserta Sekolah Ekspor Nasional dan Sekolah Ekspor Lacorre, sejumlah pelaku UMKM dengan menghadirkan sejumlah pembicara diaspora dari luar negeri.
Baca juga: Perwakilan RI di Beijing: Sarang burung walet komoditas potensial 2024
Baca juga: Kemenkop UMK sebut produk organik jadi komoditas ekspor potensial 2024
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Eksportir muda diminta kembangkan produk dan merek untuk ekspor 2024