Medan (ANTARA) - Sebanyak 10 atlet kurash Sumatera Utara memaksimalkan program latihan melalui program Pelatda jangka panjang di Dojo Indonesia Budokai, Medan sebagai persiapan menuju Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI 2024 Aceh-Sumut.
"Total saat ini ada 10 atlet yang dipersiapkan menuju PON dan saat ini menjalani Pelatda," kata pelatih kurash PON Sumut, Safridoli, di Medan, Kamis.
Ia mengatakan, dalam sepekan atlet menjalani 12 sesi latihan setiap pagi dan sore, sedangkan untuk istirahat pada Minggu.
Sejauh ini program latihan berjalan lancar, hanya saja pihaknya masih terkendala sejumlah hal, seperti kondisi matras yang bukan standar pertandingan.
"Matras yang digunakan masih bisa tapi sudah tua. Kita sudah minta dari Dispora sebanyak 102 buah. Kemudian untuk peralatan juga swadaya dari kurash. Boleh dipakai, tapi tidak bisa dibawa pulang. Tapi, ini masih standar latihan bukan pertandingan. Kami berharap awal 2024 segera terealisasi," katanya.
Selain matras, saat ini pihaknya juga berharap ada bantuan perlengkapan atlet seperti baju latihan yang sesuai standar pertandingan.
"Idealnya setiap atlet punya tiga baju latihan. Ini sebenarnya yang mereka pakai sebagian baju judo, tapi masih kita akomodir, yang penting masih bisa ditarik. Kurash itu bajunya lebih tebal dari karate dan lebih tipis dari judo. Itu standarnya," ujarnya.
Namun, Safridoli mengakui cabang olahraga kurash belum memberikan prestasi bagi Sumut di event nasional, mengingat masih baru terbentuk di Sumut. Begitupun, dirinya berharap bantuan lebih bisa dirasakan mereka jika Sumut ingin meraih medali di PON.
"Saya ditarget sama Pengprov Ferkushi minimal 2 emas. Kita harus ada emasnya, kalau tidak ada berarti kita main-main selama ini. Kita pada 2022 ikut event nasional di Jakarta, dan dapat satu medali dengan 2 atlet yang kita kirim," kata pria yang juga menjabat Binpres Ferkushi Sumut itu.