Bendungan berkapasitas tampung 21,07 juta meter kubik dan mampu mengalirkan air 3.000 liter per detik tersebut didirikan untuk menunjang pemenuhan kebutuhan air baku, pengendalian banjir, penghasil energi serta pariwisata untuk menumbuhkan perekonomian.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menegaskan, bendungan tersebut juga akan dilengkapi dengan jaringan irigasi sebagai bagian dari upaya pengelolaan sumber daya air dan irigasi demi mendukung produksi pertanian berkelanjutan.
"Pembangunan bendungan akan diikuti dengan ketersediaan jaringan irigasinya. Dengan demikian bendungan yang dibangun dapat segera dimanfaatkan karena airnya dipastikan mengalir sampai ke sawah-sawah milik petani," tutur Basuki.
Bendungan Lau Simeme merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN), yang ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo, dan mulai dikerjakan pada 2017 dengan biaya sekitar Rp1,3 triliun.
Bendungan tersebut didesain dengan tipe zonal timbunan batu yang memiliki tinggi 69,50 meter dari sungai, panjang puncak bendungan 205 meter dan luas area genangan 125,84 hektare.
Kementerian PUPR menargetkan pembangunan Bendungan Lau Simeme tersebut rampung pada semester pertama tahun 2024.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Bulog: Bendungan Lau Simeme positif untuk produksi beras Sumut