Pematang Siantar (ANTARA) - Penyakit gondongan mulai melanda di Kota Pematang Siantar, dan umumnya menyerang anak-anak.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Pematang Siantar dr Irma Suryani MKM, Rabu (8/11), mengimbau masyarakat agar dapat melindungi anak-anak dengan vaksin campak-gondong-rubella (MMR) lengkap.
Gondongan, katanya, sangat dapat dicegah. Penyedia layanan kesehatan biasanya memberikan vaksin sebagai bagian dari kombinasi vaksin yang melindungi terhadap campak, gondongan, dan rubella .
Anak-anak biasanya menerima dua dosis vaksin MMR sebagai bagian dari jadwal imunisasi masa kanak-kanak.
Mereka menerima dosis pertama antara usia 12 dan 15 bulan dan dosis kedua antara usia 4 dan 6 tahun.
Dipaparkan, penyakit gondongan dimulai dengan gejala ringan seperti sakit kepala, demam, dan kelelahan.
Malah dalam sejumlah kasus, banyak yang tidak menunjukkan gejala dan tidak tahu kalau telah terinfeksi.
Gejalanya juga tidak langsung muncul. Masa inkubasi (waktu antara infeksi dan penyakit) berkisar antara tujuh hingga 25 hari.
Selanjutnya, menyebabkan pembengkakan parah pada kelenjar ludah tertentu (parotitis) dan membuat pipi bengkak serta rahang bengkak.
Gondongan katanya, merupakan penyakit menular yang disebabkan virus dalam kelompok paramyxovirus. Gondongan merupakan penyakit anak-anak yang sangat umum
Hanya saja perlu diantisipasi dan penanganan serius supaya tidak menimbulkan komplikasi yang serius dan menulari orang-orang yang melakukan kontak dengan penderita.
Tidak hanya anak-anak berusia 2-12 tahun yang belum menerima vaksin, remaja dan orang dewasa bisa terkena juga meski sudah divaksinasi.
Hal ini terjadi disebabkan berkurangnya kekebalan terhadap vaksin setelah divaksinasi beberapa tahun.
Beberapa hari kemudian, terjadi pembengkakan kelenjar parotis (kelenjar ludah yang terletak di antara telinga dan rahang) yang menyakitkan.
Irma menambahkan, banyak virus dan bakteri berbeda yang dapat menyebabkan parotitis. Jadi, tidak selalu tertular virus gondongan.
Orang yang terinfeksi dapat menyebarkan virus gondongan melalui bersin, batuk atau berbicara, berbagi benda yang mengandung air liur, kontak tubuh.
Beberapa kelompok mempunyai risiko lebih tinggi terkena penyakit gondongan, yaitu orang dengan sistem kekebalan lemah, yang melakukan perjalanan internasional, tidak menerima vaksinasi, dan tinggal berdekatan.
Untuk mendiagnosa penyakit gondongan, dapat dilakukan tes reaksi berantai polimerase (PCR) lendir tenggorokan dan tes darah.
Dikatakan, tidak ada pengobatan khusus untuk penyakit gondongan, yang akan sembuh dengan sendirinya dan biasanya hilang sendiri dalam beberapa minggu.
Langkah-langkah untuk membantu mengatasi gejala, seperti minum banyak cairan, berkumur dengan air garam hangat, makanlah makanan lembut dan mudah dikunyah, hindari makanan asam yang membuat mulut berair.
Cacar Monyet
Irma juga mengimbau agar masyarakat Kota Pematang Siantar mewaspadai penyakit cacar monyet (MonkeyPox/mpox).
Melalui Surat Edaran (SE) Dinas Kesehatan Kota Pematang Siantar Nomor: 400.7.23.4/12012/DKK/X/2023 Tanggal 25 Oktober 2023, kewaspadaan juga dilakukan oleh fasilitas pelayanan kesehatan, seperti Puskesmas, rumah sakit, dan klinik.
Sedangkan kepada seluruh direktur RS, Kepala Puskesmas, pimpinan klinik, pimpinan laboratorium, praktik dokter spesialis, dokter umum, serta praktik bidan mandiri untuk memantau perkembangan situasi dan informasi mpox melalui sejumlah kanal resmi.
Kemudian, meningkatkan kewaspadaan dini dengan melakukan penemuan kasus di fasilitas pelayanan kesehatan, termasuk di instalasi gawat darurat.
Selanjutnya, meningkatkan kewaspadan dan pro aktif untuk menemukan kasus; memantau dan melaporkan kasus yang ditemukan sesuai dengan definisi operasional secara berjenjang ke Dinas Kesehatan provinsi/kabupaten/kota dan Dirjen P2P.
Selain itu, memperkuat kewaspadaan standar dalam upaya pencegahan dan pengendalian infeksi di fasyankes, serta meningkatkan kemampuan pelayanan rujukan pada RS jejaring pengampuan pelayanan penyakit infeksi emerging.
Selanjutnya, menyebarluaskan informasi tentang mpox kepada petugas dan masyarakat; dan meningkatkan komunikasi resiko sesuai pedoman, terutama menyasar kelompok berdasarkan temuan kunci.
Terakhir, jika ditemukan kasus segera berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan, pesan dr Irma. (Adv)