Menurut dia, faktor genetik ikut menentukan risiko seseorang terkena osteoporosis. Jika ada riwayat keluarga yang mengalami osteoporosis, maka penting untuk dia lebih waspada karena ada potensi 60-80 persen anggota keluarga lain akan menghadapi risiko serupa.
Ini berarti, sambung Troydimas, osteoporosis tidak selalu menyerang saat usia sudah lanjut melainkan juga bisa dialami orang muda. Bahkan, 80 persen risiko terbesar pada perempuan.
“Banyak orang muda abai akan kesehatan tulang karena menganggap osteoporosis hanya mengancam orang tua. Apalagi, hormon orang muda cenderung cukup untuk mengatur remodelasi tulang," kata dia.
Troydimas mengingatkan osteoporosis sering disebut sebagai silent disease (penyakit yang diam-diam mematikan) karena sulit dideteksi sebelum patah tulang.
"Nanti baru terasa saat usia lanjut. Jika sudah terkena osteoporosis, kesulitan akan terasa semakin berat saat usia semakin tua. Kenyataannya, orang muda juga bisa terkena osteoporosis karena faktor gaya hidup yang buruk,” kata dia.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Hindari gaya hidup rebahan demi cegah kena osteoporosis