Medan (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara menyatakan, Nilai Tukar Petani (NTP) dan Nilai Tukar Usaha Petani (NTUP) di wilayahnya masih melaju naik pada Oktober 2023, melanjutkan situasi serupa yang sudah terjadi sejak Juli 2023.
"NTP Sumut pada Oktober 2023 tercatat 126,79 atau naik 0,46 persen dibandingkan bulan sebelumnya," ujar Statistisi Utama BPS Sumatera Utara Misfaruddin dalam konferensi pers daring yang diikuti di Medan, Rabu.
Misfaruddin melanjutkan, kenaikan itu dipengaruhi oleh bertumbuhnya Indeks Harga Terima Petani (It) sebesar 0,15 persen dibandingkan September 2023 menjadi 147,21.
Penambahan It utamanya terjadi karena adanya kenaikan harga kelapa sawit, kakao (cokelat biji) dan kopi.
Sementara itu, Indeks Harga Bayar Petani (Ib) turun 0,31 persen dari September 2023 dan kini ada di angka 116,11. Merendahnya Ib ini dipengaruhi oleh harga komoditas indeks konsumsi rumah tangga (IKRT), bibit babi (umur dua-12 bulan), dedak dan bakalan babi (umur lebih dari 12 bulan).
Dari subsektor, kenaikan NTP tertinggi pada Oktober 2023 terjadi di tanaman perkebunan rakyat yakni dari 160,07 pada Sept 2023 terdongkrak ke 161,72 (1,03 persen).
Kemudian, NTP juga meningkat di sektor tanaman pangan (0,35 persen) dan nelayan (0,02 persen).
Untuk NTUP, BPS Sumut mencatat bahwa nilainya 124,54 pada Oktober 2023, naik 0,12 persen dari bulan sebelumnya.
Kenaikan NTUP tersebut seiring dengan penambahan Indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) sebesar 118,20 atau tumbuh 0,04 persen dibandingkan September 2023 sebagai dampak dari naiknya harga bibit kelapa sawit, upah penanaman dan upah pemanenan.
"Namun, di subsektornya, NTUP yang naik cuma di tanaman perkebunan rakyat yaitu 0,66 persen. Sisanya yakni NTUP tanaman pangan, hortikultura, peternakan, perikanan, nelayan dan pembudidaya ikan turun dengan persentase penurunan terdalam ada di hortikultura yaitu 2,71 persen," kata Misfaruddin.