Medan (ANTARA) - Ketua DPRD Sumatera Utara Baskami Ginting menyatakan Oktober menjadi momentum kebangkitan kain khas tradisional Nusantara karena terdapat perayaan Hari Batik dan Hari Ulos di bulan tersebut.
"Dua perayaan ini mewakili kain khas tradisional yang kita punya. Indonesia memiliki keragaman budaya yang sudah diakui dunia. Di Sumut ada berbagai kain yang dimiliki ragam etnis yang patut dibanggakan," ujar Baskami Ginting di Medan, Senin.
Ia menyebut, suku-suku di Sumut seperti Melayu, Nias, Karo, Batak Toba, Batak Angkola, Batak Simalungun, Mandailing, Pakpak, Tionghoa, India dan lainnya yang memiliki pakaian khas masing-masing.
"Kain tradisional tersebut memiliki kaitan erat dengan gambaran adat istiadat serta budaya di berbagai wilayah serta memiliki makna filosofi tersendiri," ucapnya.
Oleh karenanya, Baskami mengapresiasi pemerintah daerah yang menginstruksikan para ASN memakai baju adat pada hari tertentu dalam pelayanan.
"Ini bisa menularkan rasa cinta dan bangga kita kepada seluruh masyarakat. Anak-anak kita juga harus dididik serupa, mencintai budayanya," tuturnya.
Batik Indonesia telah diakui sebagai warisan budaya tak benda (intangible cultural heritage) oleh UNESCO pada 2 Oktober 2009 lalu. Sedangkan Ulos, pada 17 Oktober 2015, Kemendikbud menetapkan tanggal 17 Oktober sebagai Hari Ulos Nasional.
Baskami menjelaskan mendukung langkah Pemprov Sumut mengusulkan ulos menjadi warisan budaya tak benda dunia ke United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO).
Ketua DPRD Sumut: Oktober jadi momentum kebangkitan kain tradisional
Senin, 2 Oktober 2023 20:36 WIB 1904