"Keselamatan di Selat Malaka sangat penting bagi semua. INAMPA terus mensosialisasikan dan mengajak semua khususnya pemerintah /pengusaha Malaysia dan Singapura bersama Indonesia menjaga keselamatan lalu lintas kapal di selat itu yang menjadi salah satu selat tersibuk di dunia, " ujar Presiden INAMPA, Pasoroan Herman Harianja di Medan, Jumat (22/9).
Komitmen untuk mensosialisasikan pentingnya keamanan d Selat Malaka itu antara lain diwujudkan pada Agustus lalu dengan memimpin delegasi Indonesia pada pertemuan “The 3rd Asia Pacific Maritime Pilots’ Forum” yang berlangsung di Plaza Hotel Seoul Korea Selatan 28 Agustus - 1 September 2023.
Peserta delegasi 27 orang Perwira Pandu Maritim Indonesia, mitra kerja termasuk pendamping.
Pada pertemuan yang dihadiri sekitar 200 peserta mewakili 19 negara yang berada di kawasan Asia Pasifik tersebut Indonesia menyampaikan tiga "country paper".
Masing - masing Capt Dedik Harjito, M.Mar dari PT Pertamina Port & Logistics (PPL) dengan judul Tanker & Gas Pilotage and Rendiers to Enter The Digitalization Era.
Kemudian Prasetyadi, selaku Direktur Utama PT Pelindo Jasa Maritim (Sub Holding Pelindo), Prasetyadi didampingi oleh Capt Dwiyono Soegasumago dengan judul : The Urgent Need of Polotage in The Port of Malaca Straits.
"Dan saya sendiri sebagai Presiden INAMPA dengan
Indonesia Reading as The Host of The 27th International Maritime Pilots’ (IMPA) Congress pada tahun 2026 di Bali Jakarta," ujar Pasoroan Herman Harianja.
Menurut dia, country paper tersebut sangat penting.
"Kebanggaan tersendiri bahwa delegasi Indonesia bisa mendapatkan porsi waktu yang lebih banyak untuk memaparkan gagasan, konsep dan aplikasi di kegiatan pemanduan sebagai bahan sharing session, dan industry banchmarking, terutama dengan pemanduan di Selat Malaka," katanya.
Diharapkan organisasi profesi di kawasan Asia Pacific mendukung gagasan dari Indonesia tersebut untuk menjaga keselamatan bernavigasi di Selat Malaka dan termasuk Selat Singapore.
Presiden INAMPA itu menyebutkan, pada pertemuan itu, dia juga menyampaikan soal kesiapan Indonesia menjadi tuan rumah perhelatan akbar para Perwira Pandu Maritim dari seluruh dunia di Bali pada 2026.
"Kesiapan Indonesia tersebut juga telah dipaparkan dan disampaikan pada Kongres IMPA ke-24 di Dakar Senegal tahun 2018, dan juga pada Kongres IMPA ke 25 di Cancun Mexico tahun 2022," katanya.
INAMPA juga akan kembali memaparkan kesiapan Indonesia itu di Kongres IMPA ke 26 di Rotterdam Belanda tahun 2024 yang pada saat itu akan dilakukan penyerahan pataka IMPA dari Belanda kepada Indonesia.
"Diharapkan nantinya pertemuan tersebut akan meningkatkan peran dan arti INAMPA bagi stakeholder yang ada di dalam mau pun luar negeri, dan pertemuan tersebut juga akan meningkatkan citra Indonesia dimata maritim dunia," katanya.
Dia menegaskan, kongres tersebut akan membawa banyak benefit bagi Indonesia dari sisi ekonomi, pariwisata, industri maritim, budaya, kuliner, hiburan, akomodasi dan lainnya.
"Kegiatan - kegiatan forum internasional sangat penting bagi semua pihak," katanya.
Selain untuk meningkatkan silaturahmi sesama profesi Perwira Pandu Maritim dari berbagai belahan negara di kawasan Asia Pacific.
Sharing atau berbagi ilmu pengetahuan, pengalaman, skill dan expertise, katanya, juga meningkatkan peluang kerja sama atau kolaborasi bisnis antarnegara melalui mekanisme yang saling menguntungkan dan tentunya tidak kalah penting adalah benchmarking industri bisnis kemaritiman dari berbagai peserta/negara yang mengikuti acara tersebut.
Momentun seperti di Korea dimana delegasi Indonesia melakukan benchmarking industri kemaritiman di salah satu perusahaan Korea Selatan berskala global yaitu HMM harus bisa terus dilakukan.
"Bukan saja melihat dan belajar banyak hal di perusahaan itu, tetapi juga untuk saling meningkatkan kepercayaan yang akhirnya menguntungkan," katanya.
HMM adalah salah satu Perusahaan global integrated logistics and shipping company yang masuk kategori global top ten.
