"Di antara kebutuhan pangkalan tersebut adalah alat atau mesin untuk membantu kapal-kapal sandar, karena kapal-kapal kita semakin besar, jadi kalau di daerah yang rawan angin, dan sebagainya, dan untuk mempercepat itu dibutuhkan tugboat atau harbour tug, alat untuk membantu sandar," tutur Wakil Kepala Staf TNI AL.
Selepas serah terima, TD Umsini dan TD Irau ditempatkan di Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lantamal) XIV di Sorong, Papua Barat. Lantamal XIV berada di bawah naungan Komando Armada III TNI AL.
Laksdya Ahmadi menjelaskan pembuatan kapal mulai sejak November 2022 dan rampung pada Agustus 2023. Dalam waktu 9 bulan itu, dua kapal tunda buatan industri dalam negeri Noahtu Shipyard berhasil rampung dibuat sesuai kontrak pembelian yang diteken perusahaan dan TNI AL.
Dalam kesempatan yang sama, dia mengingatkan pengawak dua kapal tunda itu, sekaligus Pangkoarmada III, untuk merawat TD Umsini dan TD Irau dengan baik sehingga kapal dapat digunakan secara optimal. Pasalnya, biaya pembuatan kapal, yang berasal dari APBN, tidak murah. Pembuatan dua kapal itu menghabiskan Rp167 miliar.
"Ini menggunakan uang rakyat tentunya dengan harga yang cukup tinggi. Saya pesankan kepada pengawaknya, termasuk Panglima Koarmada III RI untuk merawat (dua kapal) ini sebaik-baiknya untuk bermanfaat bagi TNI AL dan juga membantu masyarakat setempat," ujar Wakil Kepala Staf TNI AL.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: TNI AL terima 2 kapal tunda baru buatan industri kapal dalam negeri