Pada seminar itu hadir tokoh-tokoh Labuhanbatu seperti mantan Bupati H Djalaluddin Pane, pengusaha ternama Kualuh Tombak Sibarani, H Abd Wahab Dalimunthe, Drs H Jhon Tafbu Ritonga MEc dan lainnya.
Sedangkan di tingkat lokal, Drs H Raja Amrul Aritonang bersama dengan rekannya pada anggota DPRD Labuhanbatu yang berasal dari Dapil Kualuh sekitarnya dan Marbau sekitarnya juga sempat menggelar seminar di Rantau Prapat Hotel. Saat itu bertindak sebagai notulen Aslan Nur Sitompul.
Kolaborasi dari berbagai kalangan tersebut berbuah melalui uji akademik yang dilaksanakan dalam sidang paripurna DPRD Labuhanbatu. Saat itu almarhum Jhon Tafbu Ritonga sebagai Ketua Tim Akademik memaparkan hasil analisis mereka dan peluang untuk terwujudnya pemekaran.
Demikian juga langkah selanjutnya di tingkat provinsi hingga tingkat Pusat. Hingga akhirnya apa yang dicitakan para tokoh pemekaran terwujud dengan disahkannya UU Nomor 23 Tahun 2008 oleh DPR RI.
Memasuki Usia 15 Tahun
Pasca dilantiknya Penjabat Bupati Drs H Daudsyah MM pada awal 2009, geliat pembangunan mulai nampak di kabupaten beribukotakan Aekkanopan tersebut. Pun demikian dengan Pj Bupati kedua yaitu Drs H Asrin Naim.
Gencarnya pembangunan kemudian semakin nampak usai pasangan H Kharuddin Syah SE-H Minan Pasaribu SH MM menjadi bupati dan wakil bupati terpilih pertama di Labura. Suasana kota Aekkanopan pun saat itu semakin indah dengan banyaknya lampu menerangi ibukota kabupaten.
Kharuddin Syah yang lebih dikenal dengan sapaan H Buyung terpilih kembali menjadi bupati untuk periode kedua. Kali ini dirinya berpasangan dengan Drs Dwi Prantara MM.
Dalam kurun waktu hampir 10 tahun memimpin, sejumlah prestasi berhasil diraih H Buyung. Pembangunan pun demikian juga, termasuk dengan RSUD Aekkanopan yang demikian besar serta rencana membesarkan jalan antara Aekkanopan di Kualuhhulu -Guntingsaga di Kualuhselatan.
Sayangnya, hingga saat ini hal itu belum terwujud. Bahkan, badan jalan yang sudah dilakukan pengerasan pasca dibebaskan dari areal PTPN-3 Mambang Muda kini seperti sudah beralih fungsi untuk berbagai usaha masyarakat.
Letaknya yang berdekatan dengan rumah dinas dan kantor bupati menjadikan badan jalan yang telah beralih fungsi tersebut memberikan kesan kumuh. Apalagi bentuk bangunannya juga bervariasi.
Hari ini, genaplah Labura berusia 15 tahun dan pemimpinnya saat ini adalah pasangan Hendriyanto Sitorus SE MM-H Samsul Tanjung ST MH. Sejak dilantik pada 27 Pebruari 2021 lalu, pasangan dengan tagline HEBAT ini sudah mencatat sejumlah prestasi.
Seperti program Bupati Ngantor di Desa (Bung Desa) berhasil meraih juara I inovasi tingkat Sumut. Kemudian menorehkan predikat Kabupaten Layak Anak (KLA) Katagori Madya, Predikat Pertama untuk penanganan Stunting tingkat Sumut dan terbaik keempat tingkat nasional.
Menjelang HUT Labura, Hendriyanto Sitorus juga meraih penghargaan Manggala Karya Kencana (MKK) Tahun 2023 dari Kepala BKKBN RI Hasto Wardoyo. Selain itu, tercatat sejumlah penghargaan atau prestasi yang diraih pasangan HEBAT.
Hadiah terindah yang diterima masyarakat Labura pada tahun ini adalah kedatangan Presiden RI Joko Widodo ke tanah Basimpul Kuat Babontuk Elok media Mei lalu. Ini menjadi sejarah karena pertama kali seorang presiden datang ke Labuhanbatu Raya.