Ia menyebutkan pada masa pandemi COVID-19 lalu banyak mahasiswa Unimed yang melakukan pertukaran pelajar secara online pada Pangasinan State University dan University College of Yayasan Pahang. Selain dengan Universitas ASEAN, empat orang mahasiswa Unimed juga mengikuti kuliah di Amerika, Eropa dan Korea Selatan selama satu semester melalui program IISMA.
"Agar perguruan tinggi di Indonesia dapat terkenal di internasional maka yang harus dilakukan adalah dengan memperbanyak kerja sama dengan perguruan tinggi maupun organisasi DUDI di tingkat internasional dengan begitu kampus di Indonesia jadi mempunyai nama dan dapat bersaing di era globalisasi," katanya.
Rektor menambahkan, Unimed mendorong dosen dan mahasiswa untuk melakukan kerja sama penelitian dan pengabdian tingkat international dengan universitas kelas dunia.
Berdasarkan data dari Kantor Urusan Internasional Unimed, sampai sekarang ada sekitar delapan dosen yang sedang melanjutkan studi di luar negeri. Dosen yang mengambil kuliah di luar negeri adalah Siti Rahmah - Tohoku University Jepang, Shofia Mawaddah, S.Psi., M.Sc - King's College London, Muhammad Andi Abdillah Triono, S.E, M.Si. - University of Limerick, Gaffar Hafiz Sagala, S.Pd, M.Sc - University of Budapest, Hungaria, Robert Manullang, S.Pd., M.Sc - National Taiwan Ocean University.
"Kemudian Tansa Trisna Astono Putri, S.Kom, M.T.I - Universiti Sains Malaysia, Riki Rahmad S.Pd., M.Sc - National Taipei University of Technology di Taiwan, Anik Juli - Geografi di Ghent University, serta ada juga dosen yang sedang melakukan joint research yaitu Moondra Zubir di Shinshu University, Jepang," demikian Syamsul Gultom.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Rektor Unimed: Perguruan tinggi Indonesia harus lebih maju di ASEAN