Namun, ekosistem laut Indonesia hingga kini masih dibayang-bayangi berbagai ancaman kerusakan. Dengan kondisi tersebut, program kolaborasi itu berupaya untuk menyeimbangkan perlindungan ekosistem laut serta produksi ekonomi yang berasal dari kekayaan laut secara berkelanjutan di area seluas 29.230,85 hektare di KKP Sawo Lahewa.
Inisiatif itu juga sebagai bentuk dukungan atas target Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dalam memperluas kawasan konservasi hingga 30 persen dari luas perairan Indonesia pada tahun 2045.
Kepala Bidang Kelautan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumut, M Riza Kurnia Lubis, mengatakan, potensi kelautan dan perikanan Sumut sangat besar, namun masih diperlukan pengelolaan yang tepat dan berkelanjutan agar bermanfaat untuk masyarakat.
Beberapa potensi kelautan dan perikanan Sumut terdiri atas potensi perikanan tangkap dan perikanan budidaya.
Produksi perikanan tangkap pada 2022 sebesar 449.571,70 ton dan perikanan budidaya 217.945,50 ton.
Dalam paparan tentang Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan di Sumut ia mengakui, program konservasi di Sumut saat ini sedang sedikit terganggu setelah dihapuskannya dana dekonstrasi untuk konservasi.
"Karena dulunya dinyatakan ada dana dekonstrasi, maka Pemprov Sumut hanya menyediakan dana pendamping," katanya.
Oleh karena anggaran terbatas, maka luasan konservasi di Sumut dikurangi. "Jadi memang sangat diperlukan dukungan seperti dari Konservasi Indonesia," katanya.
Kepala Bidang Perekonomian dan Sumber Daya Alam, Badan Perencanaan Penelitian, dan Pengembangan (Bappelitbang) Sumut, Tarsudi, menilai meski wilayah Sumut didominasi perairan, namun selama ini lebih banyak mengembangkan wilayah daratan.
Padahal, potensi ekosistem perairan, mulai dari mangrove, terumbu karang, dan lamun menjadi penyumbang terbesar dalam penyerapan karbon.
Pemprov Sumut - Konservasi Indonesia bersiap kembangkan kawasan konservasi perairan
Kamis, 11 Mei 2023 21:31 WIB 1689