Jakarta (ANTARA) - Malam pergantian tahun telah berlalu, keriuhan yang terlihat di langit saat pesta kembang api telah memudar, sisa arang yang digunakan saat membakar ikan dan daging juga telah padam.
Matahari pertama di awal tahun telah bersinar, meskipun sebagian tertutup awan. 2023 baru saja dimulai, saatnya membuat resolusi dan target untuk satu tahun ke depan.
Setiap individu tentu memiliki berbagai keinginan dan cita-cita untuk merangkai kehidupannya pada tahun 2023. Arahnya tetap sama yakni kesuksesan, kebahagiaan, dan kesehatan.
Terkait kesehatan, akan sangat bijak jika komitmen untuk berperilaku hidup bersih dan sehat menjadi salah satu resolusi tahun 2023. Sebab, bagaimanapun juga, segala mimpi dan cita-cita dimulai dari raga dan jiwa yang sehat.
Lalu pertanyaannya, jika memiliki resolusi tahun baru 2023 untuk hidup lebih sehat, bagaimanakah cara untuk memulainya?
Hal pertama yang perlu menjadi catatan adalah komitmen, karena resolusi, cita-cita, keinginan, target, dan rencana apapun itu tidak akan bisa terwujud tanpa adanya komitmen yang kuat dari diri sendiri.
Setelah komitmen tersebut terbentuk, mulailah dari beraktivitas fisik atau berolahraga rutin dengan rentang waktu 30 menit setiap hari, minimal lima hari dalam seminggu.
Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Agus Suprapto menilai bahwa resolusi terkait aspek kesehatan sangat penting, dengan menyesuaikan kondisi masing-masing individu.
Masyarakat dapat menyesuaikan jenis olahraga dengan kondisinya, baik itu olahraga berat atau ringan, bisa dilakukan asalkan terukur dan sesuai dengan kondisi masing-masing.
Kemudian, masyarakat juga dapat memulai dengan mengatur pola makan yang berimbang. Selain perlu banyak mengonsumsi buah dan sayur, masyarakat juga perlu membatasi asupan gula, garam, dan lemak.
Jika diperlukan, masyarakat juga bisa mengkalkulasi berapa banyak konsumsi gula, garam, dan lemak rata-rata per hari agar dapat terukur dengan baik.
Agus Suprapto mengemukakan bahwa masyarakat juga perlu melakukan pemeriksaan atau cek kesehatan secara berkala, mulai dari berat dan tinggi badan, lingkar perut, tekanan darah, kadar gula, fungsi mata dan telinga, hingga kolesterol.
Langkah tersebut bermanfaat untuk deteksi dini suatu penyakit agar jika ternyata ada masalah kesehatan maka dapat lebih mudah untuk ditangani.
Selanjutnya, yang juga tidak kalah penting untuk mendukung resolusi tahun baru, masyarakat juga dapat mengelola stres dengan cara mengatur pola relaksasi dan menggali energi positif pada setiap situasi.
Artinya, jika sesuatu berjalan tidak sesuai keinginan, maka jangan langsung merasa kecewa dan stres, tapi mencoba untuk relaksasi dan belajar mempercayai bahwa ada hikmah dan energi positif yang dapat diambil dari setiap kondisi yang terjadi.
Selain itu, yang juga tidak kalah penting adalah tidak merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol guna mencegah efek buruk yang berpotensi terjadi pada tubuh.
Sejumlah langkah tersebut, kata Agus, sejalan dengan Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2017 tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat. Germas bertujuan untuk mengutamakan paradigma sehat yang promotif dan preventif.
Pemerintah saat ini terus menggelorakan dan memperkuat kampanye Gerakan Masyarakat Hidup Sehat agar gerakan tersebut menjadi budaya di tengah masyarakat.
Prioritas Sehat
Memprioritaskan kehidupan sehat memang seyogyanya menjadi komitmen seluruh lapisan masyarakat, karena aspek utama dalam kehidupan adalah kesehatan.
Pandemi COVID-19 memberikan banyak pelajaran berharga mengenai betapa pentingnya aspek kesehatan dan betapa kesehatan harus menjadi prioritas tertinggi dalam hidup ini.
Untuk mendukung kesehatan setiap individu, pakar kesehatan Prof Tjandra Yoga Aditama mengatakan bahwa masyarakat perlu menerapkan langkah "CERDIK" , yaitu Cek kesehatan secara berkala, Enyahkan asap rokok dan kebiasaan tidak sehat lainnya, Rajin berolah raga, Diet yang baik dan seimbang, Istirahat yang cukup dan Kelola stres.
Menurut Direktur Pascasarjana Universitas YARSI itu, perilaku hidup bersih dan sehat merupakan kunci utama untuk meraih ketahanan kesehatan masing-masing individu.
Prof Tjandra yang pernah menjabat Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara itu menganalogikan bahwa masyarakat perlu menerapkan langkah pemeliharaan kesehatan seperti merawat kendaraan.
Misalnya, saat seseorang memiliki kendaraan maka service berkala akan dilakukan. Jika ada tanda-tanda kerusakan walau sedikit maka kendaraan tersebut akan langsung dibawa ke bengkel untuk diperbaiki.
Begitu pula seharusnya yang diterapkan untuk menjaga kesehatan jiwa dan raga, rutin melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala dan segera mendatangi fasilitas layanan kesehatan terdekat jika ada masalah kesehatan.
Hal tersebut menjadi contoh kecil bahwa masyarakat sudah menempatkan aspek kesehatan fisik dan psikis pada tempat tertinggi dalam daftar prioritas kehidupan.
Dari narasi tersebut, maka dapat diambil kesimpulan bahwa upaya memperbaiki perilaku hidup bersih dan sehat bisa dimulai kapan saja, namun lebih cepat akan lebih baik, karena memprioritaskan kesehatan diri merupakan hal yang sangat penting.
Saat ini merupakan awal tahun, seseorang biasanya menyusun ulang resolusi kehidupannya, maka akan sangat bijak jika berani memulai langkah dan komitmen untuk menjalani tahun 2023 yang lebih sehat, baik jiwa maupun raga.
Sudah tayang di Antaranews.com dengan judul: Perilaku hidup sehat sebagai resolusi tahun baru 2023