Medan (ANTARA) - Kementerian Pertanian khususnya Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) tiada henti menggembleng mahasiswanya, untuk menimba pengalaman lapangan sebanyak-banyaknya. Pengalaman diraih, sosialisasi program Kementan pun tercapai seperti sosialisasi pupuk organik, sebagai substitusi pupuk kimia.
Begitu pula Polbangtan Medan, mengerahkan mahasiswa untuk Praktik Kerja Lapangan (PKL) dalam kelompok/tim atau 'PKL solo' seperti dilakukan Nanda Frisca Amalia di Kecamatan Balige, Kabupaten Toba, Provinsi Sumatera Utara. belum lama ini.
Nanda FA selaku mahasiswi tingkat III Prodi Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan (PPB) melakukan praktik penyuluhan bagi Kelompok Wanita Tani (KWT) Sejati di Desa Saribu Raja Janji Maria, Kecamatan Balige.
Bupati Toba, Poltak Sitorus saat menyambut rombongan PKL II Polbangtan Medan berharap mahasiswa/i mendorong peningkatan indeks pertanaman, tanam dua kali dan panen dua kali[IP200] serta sosialisasi pupuk organik, untuk menekan pemakaian pupuk kima yang berlebihan.
Kegiatan PKL II sejalan harapan Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo tentang agar para petani mampu mengusahakan pupuk organik secara mandiri, yang kualitasnya bisa lebih baik dari pupuk anorganik saat ini.
“Hasil pertanian non pestisida itu kualitasnya lebih bagus dan pasarnya bisa lebih besar. Pupuk organik itu makin menguntungkan ke depan, seharusnya petani memang bisa memproduksi sendiri,” kata Mentan Syahrul.
Harapan senada dikemukakan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi pada SDM pertanian terdidik dan terlatih seperti penyuluh, dosen, widyaiswara tak terkecuali mahasiswa maupun alumni Polbangtan, untuk mendorong dan mendukung petani untuk memberdayakan potensi lokalnya, khususnya limbah pertaniannya menjadi pupuk organik dan hayati.
"Selain mengendalikan pencemaran lingkungan juga menjadi solusi dalam penyediaan pupuk berbasis limbah pertanian mandiri, untuk membuat pupuk organik dan hayati baik perorangan maupun kelompok dibimbing oleh SDM pertanian terdidik dan terlatih," kata Dedi Nursyamsi.
Direktur Polbangtan Medan, Yuliana Kansrini mengatakan bahwa pihaknya berupaya meningkatkan kualitas praktik lapangan bagi mahasiswa, dengan menjalin kerjasama dengan stakeholders di antaranya kegiatan PKL.
"Dengan adanya pelaksanaan PKL, mahasiswa memiliki pengalaman untuk menjadi penyuluh ahli bidang pertanian. Mengambil peran langsung dalam mengayomi petani guna memajukan pertanian yang unggul," katanya.
Mahasiswi Polbangtan Medan, Nanda FA mengaku antusias melaksanakan PKL untuk mendorong petani dari KWT menerapkan pemupukan berimbang padi sawah, juga memacu anggota KWT untuk bersinergi meningkatkan indeks pertanaman secara keseluruhan, menjadi dua kali tanam dan dua kali panen [IP200].
"Efesiensi pemupukan berimbang berperan meningkatkan produksi dan pendapatan petani, keberlanjutan sistem produksi, kelestarian lingkungan dan penggunaan biaya produksi tidak berlebihan," kata Nanda FA.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Pemkab Toba, Sahat Manulang mengakui peningkatan indeks pertanaman dengan IP200 adalah upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produktivitas padi meningkat sehingga ketersediaan beras di wilayah Toba dapat terpenuhi.
"Peranan penyuluh dalam memotivasi kemandirian petani dalam berusaha tani, menumbuhkan pertanian adalah bisnis dan petani adalah pebisnis," katanya.
PKL di Balige, Mahasiswi Polbangtan Kementan sosialisasikan manfaat pupuk organik
Selasa, 30 Agustus 2022 11:03 WIB 1462