Tapanuli Selatan (ANTARA) - Bupati Tapanuli Selatan Dolly P. Pasaribu mendorong beberapa kelompok tani di kabupaten itu membuat penangkar komoditas bawang merah varietas Batu Ijo. Tujuannya adalah untuk peningkatan ekonomi masyarakat petani itu sendiri.
"Program berkelanjutan ini sekaligus mendukung ketahanan pangan nasional yang terus digaungkan oleh Bapak Presiden RI Joko Widodo dan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo," kata Bupati kepada ANTARA di Sipirok, Sabtu (20/8).
Kegiatan untuk penangkar baru bawang merah varietas Batu Ijo itu label biru, di lahan satu hektare dikelola 13 Kelompok Tani Suka Bersama, di Desa Sarogodung, Kecamatan Sipirok, Kabupaten Tapanuli Selatan.
"Hasilnya lumayan. Setelah 80 - 100 hari tanam dipanen, lalu diubin produksi bawang penangkar itu mencapai 22,7 ton setelah timbang basah per hektare (Ha) atau di konversi hasil keringnya sekitar 10 - 12 ton per Ha," ungkapnya.
Kegiatan penangkaran itu disebut tidak lepas sinergitas dalam hal ini Pemkab melalui Dinas Pertanian Tapsel dengan Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara dan Kementerian Pertanian Republik Indonesia.
Lebih lanjut dijelaskan kehadiran penangkar ini untuk mendapatkan sertifikat label biru yang kualitas bawang menurut BPSB Provinsi Sumut 95 persen layak sertifikasi. Agar nantinya kedepan Tapsel mandiri benih khusus komoditi bawang merah batu ijo, dan secara berkelanjutan akan dikembangkan petani lainnya di wilayah itu.
"Selain Sipirok rencana pengembangan penangkar benih bawang merah untuk label biru setelah benih label ungu lainnya di Kecamatan Angkola Timur di atas lahan seluas satu hektare," katanya didampingi Kadis Pertanian Tapsel Bismark Muaratua Siregar.
Selama ini petani yang hendak mendapatkan benih bawang Batu Ijo bersertifikat harus dari luar. Rencana ke depan tidak sulit lagi, karena, kelompok tani diharap bisa berhasil sekaligus memproduksi benih Bawang Batu Ijo yang harganya di kisaran Rp50 ribu hingga Rp60 ribu per kilo.
"Semoga program ini sukses dengan harapan produksi bawang kelompok tani penangkar akan dapat dikembangkan ke kelompok tani yang ada di sejumlah desa di Tapsel, dengan demikian Tapsel mengambil peluang menghasilkan bawang merah di wilayah Tabagsel bahkan Sumatera Utara," kata Dolly.
Menurut Kadis Pertanian Tapsel Bismark Muaratua, tahap awal diperkirakan potensi pengembangan food estate tersebut seluas 214 Ha lahan kering yang tersebar di Parau Sorat, Sarogodung, Paran Padang daerah Sipirok.
"Tanpa mengganggu komoditi petani sebelumnya seperti padi sawah, kopi dan lainnya. Sasaran food estate khusus bawang pada lahan kering / yang indeks pertanaman (padi) rendah dan lahan kurang produktif," tambah Bismark.
Nantinya, menurut Bismark, selain kelompok tani penangkar yang dapat menjual benih bawang merah label biru dengan harga menjanjikan, produk turunannya yang dibudidayakan kelompok tani lainnya juga sangat menjanjikan untuk kesejahteraan masyarakat.
Lebih jauh Bupati Tapsel Dolly P.Pasaribu menyatakan bahwa program food estate khusus bawang merah yang budidaya nya mudah hanya dengan umur tanam sekitar 50 - 75 hari ini akan dapat mendongkrak pendapatan petani itu sendiri, mengingat harga jual tergolong lumayan.
Turut serta dalam panen bawang dilokasi penangkar Kelompok Tani Suka Bersama Desa Sarogodung bersama Bupati Tapsel Dolly P.Pasaribu, Plt Kadis Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumut Ir Yuslantini, Kadis Pertanian Tapsel Bismark Muaratua Siregar, Ketua Koptan M.Subuki Siregar, Kepala Desa Sarogodung Ikhwan Afandi Siregar, BPOPT, Mitra KSA BPS, PPL WKPP Baringin Rahdian Pakpahan dan sejumlah unsur pertanian Tapsel lainnya.