Medan (ANTARA) - PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau INALUM mencatatkan kinerja positif pada semester 1 2022 dengan "revenue" (laba bersih) yang meningkat 34,4 persen secara year on year.
"Selain nilai revenue, aset perusahaan itu juga meningkat 8,2 persen secara yoy, " ujar Direktur Operasi dan Portofolio PT INALUM (Persero) Danny Praditya di Jakarta, awal pekan.
Revenue INALUM pada semester 1 tahun 2022 tidak hanya naik sebesar 34,4 persen secara yoy, namun juga lebih tinggi 28,7 persen dari Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) INALUM 2022.
Kenaikan itu dipengaruhi oleh harga jual aluminium yang lebih tinggi 27 persen dari perkiraan RKAP.
Hasilnya, "net income" (pendapatan bersih)
perusahaan berhasil dicapai lebih tinggi 29,8 persen yoy atau lebih tinggi dari perkiraan awal tahun.
Sementara itu, aset perusahaan pun meningkat sebagai hasil dari peningkatan revenue dan akibat revaluasi.
Pertumbuhan aset terjadi seiring dengan dilakukannya beberapa aksi strategis perusahaan dalam pengembangan bisnis perusahaan.
Kinerja positif juga terbukti dalam volume produksi, INALUM memproduksi 114,654 metrik ton aluminium, lebih tinggi dari target RKAP semester 1 sebesar 113.055 metrik ton.
Sementara dalam kinerja penjualan, perusahaan berhasil membukukan penjualan sebesar 121.967 metrik ton.
Penjualan lebih besar atau lebih dari 70 persen untuk pemenuhan kebutuhan pasar domestik.
"INALUM berhasil mencapai kinerja positif walau pun pasar aluminium menghadapi tantangan global pandemi COVID-19 selama dua tahun terakhir, " katanya. .
Dengan pencapaian tersebut, INALUM optimistis kinerja perusahaan di 2022 lebih baik dari tahun sebelumnya.
“INALUM terbukti mampu untuk "agile' dalam menghadapi tantangan, " ujarnya.
Kinerja positif baik dari sisi revenue dan produksi membuktikan perusahaan sanggup menjawab tantangan-tantangan di pasar aluminium domestik dan global.
Meski demikian, ujar Danny, INALUM masih harus bekerja keras sampai akhir 2022 di tengah keoptimisian akan tumbuh positifnya kinerja perusahaan.
Dia menjelaskan, MIND ID, sebagai Holding BUMN Industri Pertambangan di Indonesia memiliki mandat untuk mengelola sumber daya mineral dan batu bara di Indonesia dengan menjalankan operasional pertambangan sesuai dengan prinsip good mining practice bersama dengan anggotanya.
MIND ID, sebagai Holding BUMN Industri Pertambangan anggotanya terdiri dari PT Antam Tbk, PT Bukit Asam, PT Freeport Indonesia, PT Inalum (Persero), dan PT Timah Tbk.
Selain itu, katanya, juga mempertahankan produktifitas kinerja dan mengedepankan sinergi serta kolaborasinya.
"Semua itu tercermin pada kinerja positif PT INALUM di semester 1 2022," katanya.
Ke depannya, ujar dia, INALUM optimistis bisa mempertahankan hasil positif di 2022.
Ke depan, INALUM berharap bisa mempercepat beberapa aksi korporasi strategis perusahaan dalam rangka sinergisitas industri aluminium, dari hulu ke hilir.
Tujuannya agar manfaatnya bisa dirasakan tidak hanya oleh perusahaan, tetapi juga masyarakat dan Indonesia
Saat ini, sebagai satu satunya Grup MIND ID penghasil aluminium, INALUM sedang melakukan beberapa aksi korporasi strategis antara lain Proyek Upgrading Teknologi Tungku Reduksi.
Kemudian optimalisasi smelter Kuala Tanjung, pembangunan smelter Grade Alumina Refinery di Mempawah, dan pembangunan aluminium Remelt IAA.
Proyek strategis tersebut diharapkan bisa membuat INALUM mampu memenuhi kebutuhan pasar aluminium yang masih memiliki potensi besar di Indonesia dan regional.
Bertepatan dengan peringatan HUT ke-77 Kemerdekaan RI, sebagai sumbangsih INALUM untuk hilirisasi aluminium, menghadirkan anak usaha perusahaan yang bernama Indonesia Aluminium Alloy (IAA).
Pada 2022, IAA melakukan soft commissioning project revamping fasilitas remelt dan pembuatan billet.
"Diharapkan kehadiran IAA akan menambah kapasitas produksi billet sampai 50 ribu MT per tahun dan mampu memenuhi kebutuhan pasar domestik, " katanya.
Selain itu, INALUM juga mengedepankan kolaborasi serta sinergi dengan BUMN lain seperti PLN dalam rangka menciptakan ketersediaan energi.
