Medan (ANTARA) - Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo mendorong agar food estate diperluas lagi hamparannya. SYL memuji bagaimana suburnya lahan di Food Estate Humbang Hasundutan di Provinsi Sumatera Utara.
Food Estate Humbahas, kata Mentan, adalah salah satu program super prioritas Kementan. Komoditas utama yang dikembangkan meliputi bawang merah dan bawang putih serta kentang sebagai bahan baku industri.
“Food estate adalah program yang diminta oleh Presiden Jokowi untuk mengoptimalkan lahan-lahan potensial, sehingga meningkatkan nilai komoditas pertanian yang tentu harga jualnya bisa lebih mahal,” katanya.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi mendorong penyuluh pusat dan daerah serta alumni Polbangtan dan perguruan tinggi mitra sinergi mendukung pengembangan Food Estate Humbahas.
"Kita harus sungguh-sungguh dan bekerja keras, seperti dikatakan Mentan Syahrul bahwa Food Estate Humbahas akan menjadi model percontohan di daerah lain," katanya.
Instruksi Mentan Syahrul dan Kabadan Dedi Nursyamsi mengemuka pada Seminar Nasional 'Enterpreneur di Sektor Pertanian Dukung Atasi Rawan Pangan Global' yang digelar oleh Politeknik Pembangunan Pertanian [Polbangtan] di Kampus Polbangtan Medan, baru-baru ini.
Hadir sebagai narasumber, Manager Lapangan Food Estate Humbang Hasundutan, Van Basten Panjaitan di hadapan seluruh civitas academica Polbangtan Medan pada seminar nasional yang berlangsung hybrid tersebut.
Direktur Polbangtan Medan, Yuliana Kansrini menyambut baik seminar nasional tersebut mengingat food estate merupakan konsep 'kawasan pangan' untuk peningkatan skala produksi dan petani, sehingga tercapai keberlanjutan budidaya.
"Pengelolaan konsep kawasan diharapkan mampu meningkatkan kemampuan budidaya petani dari satu hektar per KK meningkat minimal lima hektar per KK," katanya.
Wakil Direktur III, Nurliana Harahap saat membuka seminar mengatakan bahwa saat ini seluruh dunia termasuk Indonesia terancam krisis pangan global. Pandemi Covid-19 sudah lebih dua tahun melanda dunia memicu dampak ekonomi dan perubahan sosial.
"Kementan mengatur strategi mengatasi krisis pangan global, utamanya melalui program pendampingan petani food estate oleh mahasiswa Polbangtan Medan, dalam hal inovasi teknologi kepada petani," katanya.
Wadir III Nurliana mengharapkan mahasiswa mengikuti dengan baik kegiatan seminar, agar faham tentang food estate. "Saat ini berlangsung pendampingan mahasiswa Polbangtan Medan di Food Estate Humbahas selama enam bulan. Pendampingan terintegrasi dengan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka.”
Van Basten mengatakan bahwa Indonesia butuh inovasi benih unggul untuk meningkatkan produktivitas komoditas pertanianya. Sementara PBB memperkirakan Perang Rusia-Ukraina akan menambah 7,6 juta hingga 13,1 juta orang kelaparan di seluruh dunia.
Pembatasan ekspor pangan terbaru diterapkan oleh India yaitu dengan melakukan Pelarangan Ekspor Gandum mulai 13 Mei 2022, dan diperkirakan hingga akhir tahun.
Menurut Van Basten, tujuan konsep food estate sebagai 'kawasan pangan” adalah meningkatkan skala produksi dan pendapatan petani sehingga tercapai keberlanjutan budidaya agar masyarakat bangga menjadi petani maka petani harus mendapatkan penghasilan yang layak.
"Perlu kebijakan peningkatan pendapatan petani, pada kawasan sentra pangan nasional perlu ada transformasi penuh dari bertani konvensional menjadi mekanisasi penuh untuk peningkatan jumlah dan kualitas produksi nasional, serta efisiensi biaya budidaya," katanya.
Dia mengharapkan mahasiswa Polbangtan Medan terpacu dan memanfaatkan peluang pendidikan agar bisa melompat lebih tinggi. "Masa muda tidak datang dua kali.” Yu