Jakarta (ANTARA) - Aktris Yuki Kato membagikan pandangannya mengenai relevansi isu perundungan (bullying) yang tergambar dalam seri web "Pretty Little Liars" (PLL) versi Indonesia.
Yuki sendiri memerankan karakter bernama Alissa dalam serial tersebut. Karakter ini merupakan pemimpin geng "The Liars" yang terdiri dari Anya Geraldine (Hanna), Valerie Thomas (Sabrina), Shindy Huang (Aria), dan Ema (Eyka Farhana, musim pertama/Caitlin Halderman, musim kedua).
Karakter Alissa kerap menindas orang lain dengan kata-kata yang tajam, seperti Hanna yang diejek karena tubuhnya yang lebih gemuk serta Mona (Jennifer Coppen) yang dijuluki anak culun. Sikap Alissa ternyata membawa dampak pada mereka hingga memutuskan untuk mengubah penampilan.
Baca juga: DEWA19 akan rilis lagu "Juliette" dengan formasi baru
Yuki berpendapat bahwa terkadang orang yang melakukan perundungan tidak menyadari dirinya tengah berbuat sesuatu yang menyakitkan hingga akhirnya baru menyadari kesalahan tindakan tersebut ketika mendapat teguran.
"Lontaran kata-kata itu, Alissa sebagai penindak bully, tidak sadar bahwa kata-katanya begitu menyakitkan bahkan bisa sampai mengubah personality orang," ujar Yuki saat wawancara bersama ANTARA, ditulis Rabu.
Lebih jauh, serial "Pretty Little Liars" juga menyoroti sosok misterius berinisial "A" yang melakukan perundungan berupa penyebaran rumor hingga ancaman mengungkap rahasia terkelam mereka secara terus-menerus. Karakter ini meneror empat sahabat "The Liars" seolah selalu memantau pergerakan mereka setiap saat.
Permasalahannya, kata Yuki, masih banyak orang yang menormalkan tindakan perundungan, termasuk tindakan yang dianggap sepele. Sebagai contoh perundungan yang terjadi di dunia siber (cyber bullying) melalui komentar-komentar negatif pada unggahan foto di Instagram.
Yuki menilai bahwa sebelum seseorang memutuskan untuk mengunggah foto, biasanya orang tersebut sudah merasa nyaman dan memiliki keberanian. Namun perasaan tersebut hilang ketika mendapati komentar-komentar yang tidak diharapkan.
"Menurutku kalau di PLL tidak tenangnya tuh menerornya sampai bertindak kejauhan. Tapi sebenarnya, bahkan cuma komentar di Instagram kalau terus-terusan yang negatif kan juga jadi bikin nggak tenang ke si pemilik akun," kata Yuki.
Dalam musim pertama PLL, karakter Alissa sempat dicurigai sebagai sosok di balik teror "A" sebab ia lebih banyak mengetahui rahasia-rahasia keempat sahabatnya. Namun hal tersebut belum bisa dibuktikan secara valid oleh empat sahabat lainnya, mengingat teror tersebut tetap berlangsung usai Alissa ditemukan tewas.
"Sebenarnya yang melayangkan teror ini memang inisialnya 'A'. Tapi apakah 'A' berarti Alissa, itu yang menjadi teka-tekinya di sini. Kebetulan semua teror yang dikasih tahu adalah memang Alissa yang tahu," ujarnya.
Berkaitan dengan hal tersebut, Yuki juga menggaris bawahi pentingnya untuk tetap menghargai dan menjaga privasi orang lain, terutama ketika telah mengetahui rahasia orang lain.
"Mau hubungannya apapun, kita harus menjadi orang yang menghargai privasi orang, jangan malah menjadi jubirnya. Orang yang bersangkutan saja belum cerita, kenapa yang tidak bersangkutan malah cerita," katanya.