Medan (ANTARA) - Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi mengakui untuk mencari sosok yang akan menempati kursi Kepala Dinas Kesehatan bukan perkara mudah. Edy menyebut di tengah pencarian itu dia sempat didatangi oleh seseorang untuk bisa melantik aparatur sipil negara (ASN) menjadi kepala dinas dan dijanjikan hadiah.
Eks Pangkostrad itu mengatakan banyak yang ingin menjadi Kadis Kesehatan Sumut. Namun, dia menilai banyak yang belum memiliki kompetensi, padahal yang dicarinya adalah sosok profesional.
"Saya butuh profesional, dokter saya 143 (orang) yang aktif yang praktek. Tapi saya sendiri kebingungan mencari kepala dinas, yang mau, banyak sekali, bahkan mau memberikan sesuatu untuk jadi kepala dinas kesehatan," ujarnya di Medan, Selasa (5/4).
Edy mengatakan itu saat rapat koordinasi pencegahan korupsi sektor kesehatan bersama Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di aula Tengku Rizal Nurdin Jalan Sudirman Medan.
Sayangnya suami Nawal Lubis itu tidak menjelaskan siapa yang datang kepadanya dan hadiah apa yang dijanjikan ketika melantik ASN menjadi kepala dinas kesehatan.
Pada akhirnya Edy mengatakan pencarian ASN yang menjadi kepala dinas kesehatan berhenti di Ismail Lubis yang memiliki latar belakang dokter gigi.
Di sisi lain Edy bercerita tentang pengalamannya berkunjung ke Eropa yakni Inggris dan Jerman. Saat berada di sana Edy memilih untuk mengunjungi rumah sakit dan itu bertentangan dengan istrinya yang ingin berkunjung ke tempat lain.
"Saya datang ke Inggris dan Jerman, saya datang ke satu kecamatan ada satu rumah sakit yang isinya 20 orang. Pagi dia buka pintu, suster bidan begitu ramah," ucapnya.
Untuk membenahi kesehatan menurut Edy sudah dialokasikan anggaran yang tidak sedikit. Dia ingin anggaran itu dikelola dengan baik.