Medan (ANTARA) - Pengamat ekonomi Universitas Sumatera Utara (USU) Wahyu Ario Pratomo mengingatkan Pemerintah Provinsi Sumut untuk mewaspadai kemungkinan terjadinya lonjakan inflasi di daerah itu selama Maret-Juli 2022.
"Lonjakan inflasi di Maret didorong kenaikan harga berbagai barang kebutuhan, khususnya minyak goreng, cabai merah, daging sapi segar, dan ayam ras," ujarnya di Medan, Senin (21/3).
Harga berbagai barang kebutuhan masyarakat itu diperkirakan akan terus naik menjelang Puasa Ramadhan di awal April 2022.
Harga diprediksi naik terus atau minimal bertahan mahal dan diikuti kenaikan harga/tarif lainnya karena ada Idul Adha dan libur tahun ajaran baru.
"Tarif tiket pesawat juga diperkirakan bakal melonjak karena pandemi COVID-19 berubah menjadi endemi sehingga jumlah masyarakat yang berlibur kembali semakin banyak,"ujar Wahyu yang Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara (USU) itu.
Kalau pada Februari, katanya, Sumut mengalami deflasi sebesar 0,21 persen setelah di Januari inflasi 1,03 persen, maka Maret ini inflasi bisa terjadi lebih tinggi atau minimal besaran inflasi pada Maret 0,1-0,3 persen.
"Pemprov Sumut melalui TPID (Tim Pengendali Inflasi Daerah) harus bisa mengawal ketat pergerakan harga berbagai barang khususnya minyak goreng yang semakin mahal," katanya.
Harga minyak goreng semakin mahal setelah pemerintah mencabut kebijakan penetapan harga eceran tertinggi (HET) .
"TPID Sumut harus mampu mendorong kelancaran dan pengawasan distribusi barang dan harga jual untuk mencegah lonjakan inflasi," katanya.
Lonjakan inflasi bisa menghambat laju pertumbuhan ekonomi yang masih dibayangi adanya COVID-19.
"Pada Tahun 2022, Pemprov Sumut menargetkan pertumbuhan ekonomi bisa mengikuti angka nasional yang sebesar 3,7-4,5 persen," katanya.
Pengamat: Pemprov Sumut harus waspadai lonjakan inflasi Maret -Juli
Selasa, 22 Maret 2022 0:11 WIB 2221