Medan (ANTARA) - Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumatera Utara mencatat, ekspor karet dari daerah itu di Februari 2022 turun 11,99 persen dari Januari atau tinggal 28.698 ton akibat permintaan dari Rusia melemah.
"Perang Rusia-Ukraina sudah berdampak ke penurunan ekspor karet Sumut, meski tidak terlalu besar," ujar Sekretaris Eksekutif Gapkindo Sumut, Edy Irwansyah di Medan, Jumat.
Ekspor karet Sumut ke Rusia pada Januari sudah bisa sebanyak 374 ton dan di Februari melemah atau tinggal 120 ton.
Dengan menurunnya ekspor ke Rusia, maka secara total ekspor Sumut di Februari juga turun 11,99 persen dari Januari atau tinggal 28.698 ton.
Selain permintaan melemah, pengapalan karet juga terganggu akibat kapal pengangkutan karet tidak bisa masuk ke Rusia.
"Meski ekspor ke Rusia tidak besar, tapi sudah berdampak," katanya.
Baca juga: Pabrikan karet di Sumut masih kesulitan bahan baku
Penurunan volume ekspor karet Sumut semakin dirasakan karena "delay shipment" (penundaan pengapalan) masih terjadi di Februari.
Pada Februari, ekspor karet Sumut ada ke 30 negara dengan terbesar ke Jepang, Amerika Serikat, Brazil, Republik Rakyat Tiongkok dan Kanada.
"Syukurnya saat terjadi penurunan ekspor harga jual sedikit naik," katanya.
Harga rata-rata karet jenis SIR20 di bursa berjangka Singapura pada bulan Februari naik sedikit atau menjadi 1,79 dolar AS dari Januari 1,77 dolar AS per kg.
"Harapannya harga bisa naik lagi, karena pada Maret, produksi karet Sumut sedikit akibat musim kering sehingga volume ekspor akan terbatas," katanya
Ekspor karet Sumut turun akibat permintaan dari Rusia melemah
Jumat, 11 Maret 2022 23:32 WIB 2053