Medan (ANTARA) - Petani milenial di Era Industri 4.0 dituntut memiliki karakter kepemimpinan yang inovatif dan responsif terhadap era industri digital, atau industri 4.0. Karakter ini dapat dibangun melalui organisasi kemahasiswaan di Politeknik Pembangunan Pertanian melalui Badan Eksekutif Mahasiswa [BEM], Badan Perwakilan Mahasiswa [BPM] dan Himpunan Mahasiswa Jurusan [HMJ].
Polbangtan Medan selaku institusi pendidikan tinggi vokasi binaan Kementan, Unit Pelaksana Teknis [UPT] dari BPPSDMP didorong untuk mengembangkan mahasiswa yang memiliki karakter pemimpin berupa karisma, integritas, dedikasi, pengambil keputusan, rendah hati, ringan tangan dan komunikatif.
Karakter ideal tersebut menurut Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo akan menggerakkan organisasi mencapai target produktivitas dan laba usaha melalui pengelolaan pertanian dari hulu ke hilir.
Baca juga: Kementan harapkan mahasiswa Polbangtan kuasai strategi komunikasi dan Smart Farming
"Mahasiswa kelak akan menjadi pemimpin. Pemimpin memiliki tanggung jawab besar. Jabatan semuanya berasal dari Tuhan. Harus bertanggung jawab terhadap semuanya. Pemimpin juga seorang dirijen, harus bisa mengarahkan dan mengambil keputusan khususnya menyangkut kebijakan," kata Mentan Syahrul.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi mengingatkan hal serupa bahwa sikap dan karakter jiwa yang baik dapat membentuk lulusan pendidikan vokasi Kementan sebagai job creator dan job seeker bermental baja, pekerja keras dan cerdas menjadi wirausahawan milenial yang profesional.
"Generasi milenial khususnya di lingkup pendidikan vokasi Kementan harus beradaptasi dalam memanfaatkan peluang dan memenangkan kompetisi," kata Dedi.
Direktur Polbangtan Medan, Yuliana Kansrini mengatakan upaya meningkatkan kesadaran berorganisasi pada mahasiswa dan revitalisasi pedoman organisasi, antara lain dibangun melalui Pemilihan Raya 2022 (Pemira) yang mengusung tema Productive, Energetic, Transparancy, Action dan Humanise disingkat Petcah.
Selain itu, di Era yang serba teknologi ini diharapkan Organisasi kemahasiswaan mampu memberikan contoh dan memotivasi mahasiswa lainnya untuk berfikir dan bertindak Productive, Energetic, Transparancy, Action dan Humanise (Petcah) terutama dalam memanfaatkan teknologi pertanian (smart farming) mendukung pembangunan pertanian Indonesia.
"Dengan tema Petcah, mahasiswa dituntut menjadi generasi emas yang produktif dan berenergi di era milenial," kata Yuliana.
Menurutnya, Pemira merupakan ajang demokrasi yang digelar di perguruan tinggi, sebagai miniatur dari kehidupan demokrasi di Indonesia, yang digelar setiap tahun untuk regenerasi organisasi kemahasiswaan. Pemira akan memilih ketua dan wakil dari BEM, BPM dan HMJ.
Yuliana menambahkan seleksi wawancara calon kepengurusan untuk 2022 dilaksanakan Jumat pekan lalu [18/2] oleh empat penguji: Wakil Direktur III Polbangtan Medan, Merlyn Mariana; Puji Wahty Mulyani, Maya Sari dan Pelatih Anggiat Tampubolon.