Medan (ANTARA) - Kuliah umum menjadi agenda rutin Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) guna membuka wawasan dan memotivasi mahasiswa untuk siap berkecimpung di sektor pertanian berbasis teknologi, seperti digelar oleh Polbangtan Medan, Senin (21/2) dengan topik 'Strategi Komunikasi dalam Membangun Agrosociopreneur'.
Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo menegaskan bahwa Kementerian Pertanian RI terus berupaya mengubah wajah sektor petanian dengan mengandalkan para petani muda dan pemanfaatan teknologi digital.
“Pembangunan pertanian ke depan akan mengandalkan petani muda dengan teknologi digital, terutama strategi memperkuat produksi dan distribusi. Agripreneur muda yang melek teknologi adalah potensi dan mitra strategis memecahkan kendala distribusi serta lemahnya petani mengakses pasar selama ini,” kata Mentan Syahrul.
Menurutnya, pertanian berbasis smart farming menjadi keniscayaan di tengah kemajuan teknologi informasi berbasis internet, memudahkan petani berbudidaya lebih efisien sekaligus menarik minat generasi milenial terjun ke sektor pertanian.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa saat ini kita berada di era digital. Kesempatan bagi petani milenial memanfaatkannya sebagai peluang.
Baca juga: Irigasi tetes, Mentan harap mahasiswa Polbangtan kuasai Smart Farming
“Saat ini, sudah dan sedang terjadi transformasi dari pertanian tradisional ke modern, khususnya digitalisasi berkembang di era teknologi informasi dan komunikasi," katanya.
Menurut Dedi, keterlibatan generasi muda bukan tanpa alasan, semakin masifnya penerapan teknologi digital di sektor pertanian menjadi penarik minat generasi muda.
Kuliah Umum yang digelar Polbangtan Medan berupaya mengimplementasikan instruksi Mentan Syahrul dan arahan Kabadan Dedi Nursyamsi. Tujuannya, membuka wawasan dan memotivasi mahasiswa siap berkecimpung di dunia pertanian modern berbasis teknologi.
Kegiatan tersebut diikuti 350 peserta secara online dan offline terdiri atas mahasiswa dan dosen Polbangtan Medan, dengan mematuhi Protokol Kesehatan Covid-19. Hadir Ketua Prodi Ilmu Komunikasi SPS Universitas Sahid Jakarta, Ridzki Rinanto Sigit sebagai narasumber.
Direktur Polbangtan Medan, Yuliana Kansrini mengatakan bahwa Agrosociopreneur dapat menjadi solusi dalam regenerasi pertanian. Hal itu lantaran lulusan Polbangtan di bawah naungan Kementan berpeluang menjadi penggerak ekonomi, dengan membuka lapangan usaha bahkan mampu memberikan peluang usaha.
“Agrosociopreneur harus mampu menjadi inovator dan pembaharu di sektor pertanian. Mampu membangun kelembagaan dan jaringan usaha serta berdaya saing berbasis IT. Lihai menerapkan smart farming, berwawasan kebangsaan dan gotong royong, responsif dan adaptif terhadap perubahan lingkungan internal dan eksternal strategis," kata Yuliana.
Menurutnya, dalam mewujudkan Tridharma Perguruan Tinggi, Polbangtan Medan terus berupaya mengubah wajah sektor petanian, mengandalkan petani muda dan pemanfaatan teknologi digital melalui penerapan smart farming pada setiap praktek perkuliahan.
Ridzki Rinanto Sigit mengatakan strategi komunikasi diperlukan dalam membangun agrososiopreneur. Cirinya, inovasi teknologi dan mekanisasi serta varietas unggul untuk meningkatkan produktivitas.
“Agrososiopreneur adalah wirausaha pada bidang pertanian, mengedepankan aspek sosial kemasyaratan, tidak hanya berorientasi bisnis dan profit, juga peduli pada masyarakat. Cirinya, tentu harus maju, mandiri, dan modern,” kata Ridzki RS.
Dia mengingatkan tujuh langkah strategi komunikasi yakni 'pelajari dimana Anda berada, identifikasi tujuan dan capaian Anda, identifikasikan target sasaran Anda, bangun pesan kunci Anda, implementasi rencana kerja, bangun relasi dengan customer dan mitra serta monitoring dan evaluasi'.
Seorang wirausahawan sosial yang memaksimalkan strategi komunikasi berbeda dengan wirausahawan bisnis, karena bukan hanya untuk mendapat keuntungan, juga mengajak dan mengubah masyarakat menjadi lebih baik kehidupan dan lingkungannya.