Sidikalang (ANTARA) - Pemkab Dairi, Sumatera Utara, segera memperbaiki irigasi Simungun di Dusun Lae Garut Dolok, Desa Simungun, Kecamatan Siempat Nempu Hilir yang rusak dihantam banjir.
Bupati Dairi Eddy Keleng Ate berutu di Sidikalang, Rabu, mengatakan, ia bersama sejumlah staf sudah melakukan peninjauan langsung ke lokasi guna memastikan bendungan yang dihantam banjir pertengahan bulan Nopember 2021 itu segera dibangun permanen.
Saat kunjungan itu Bupati Dairi langsung membawa dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUTR) dan BPBD. Tujuannya memastikan kapan dimulai pekerjaan irigasi dan bendungan rusak.
"Kami mendapat kabar dari masyarakat pada 15 Nopember 2021 bendungan rusak karena banjir. Lalu dinas PUTR turun melihat lokasi dan disepakati bersama-sama masyarakat untuk menangani sementara. Maka dilakukan penanganan bersama BPBD bersama masyarakat maka bendungan ini bisa dipertahankan," katanya.
Kemudian awal Januari bendungan ini kembali dihantam banjir lagi. Maka bendungan sementara hanyut.
“Maka tanggal 16 itu juga dinas langsung turun ke lokasi lalu disepakati untuk ditindaklanjuti secara permanen,” jelasnya.
Kemudian proyek ini dipastikan apakah proyek ini bisa dikerjakan BPBD dan PUTR agar diusulkan di nomenklatur bencana. Finalnya dilakukan pemeriksaan dilakukan hasil survei dari inspektorat.
"Kemudian mudah-mudahan dalam satu dua hari ini kalau sudah final maka saya akan tandatangani. Dengan anggaran tersedia kita menggunakan dengan BTT. Karena perlu saya sampaikan bahwa pengeluaran BTT itu pengeluarannya harus cermat. Proses itu akan dijalankan. Maka pekerjaan itu dilakukan oleh Dinas BPBD yang dibantu teman-teman PUTR," katanya.
Ia menyampaikan harapan perbaikan bendungan itu bisa segera dilakukan sehingga produksi pertanian masyarakat tidak sampai terganggu karena daerah itu adalah merupakan lumbung gabah di Kabupaten Dairi.
Usai bertemu dengan masyarakat, mereka sangat mendukung kehadiran kita agar bendungan diperbaiki. Dari peninjauannya, Eddy Berutu mendapat informasi bahwa bendungan itu rusak karena derasnya air dari gunung.
"Debit air dari gunung sangat besar maka airnya meluap. Oleh karena itu saya tugaskan lingkungan hidup melakukan program reboisasi. Pohon-pohon ditanam kembali khususnya tanaman tua yang bisa menahan air seperti alpukat dan lainnya. Selain bisa sebagai penahan banjir tanaman itu juga bisa menghasilkan dan hasilnya bisa dinikmati oleh masyarakat," katanya.