"Festival Sasude tahun ini mengusung tema The Dreamers dengan harapan kegiatan ini mendorong masyarakat maupun pemerintah untuk lebih peduli dengan kondisi Sungai Deli," kata Ketua Sasude Lukman Hakim kepada ANTARA, Kamis (6/1).
Sungai Deli merupakan cerminan peradaban Kota Medan sejak masa lampau. Sungai yang dahulu dikenal dengan sebutan Sei Deli ini terletak di ibu kota Provinsi Sumatera Utara, menjadikan sungai ini sangat berjaya di masa Kesultanan Deli.
Menurut Lukman, kondisi Sungai Deli saat ini jauh berbeda dibandingkan masa dulu. Selain faktor perkembangan zaman, pola pikir masyarakat juga menyebabkan Sungai Deli tidak terawat dengan baik.
Melalui Festival Sasude ini, Lukman mengajak seluruh masyarakat khususnya Kota Medan untuk melindungi sungai secara utuh.
"Harapannya juga pemerintah bisa melihat apakah kegiatan festival ini bisa dikembangkan dan dikolaborasikan menjadi kegiatan yang rutin ke depannya dan punya ruang untuk anak-anak kreatif," ujarnya.
Festival Sasude 2 ini akan di gelar di kawasan Sei Mati di Jalan Brigjend Katamso Medan, melibatkan anak-anak yang bermukim di bantaran Sungai Deli.
Sejumlah kegiatan dalam Festival Sasude 2 ini yakni tarik sampan, tari tradisional, musikalisasi puisi dan akan menampilkan foto dan lukisan serta UMKM yang merupakan hasil karya masyarakat di bantaran Sungai Deli.
Untuk kegiatan tarik sampan akan dilakukan mulai dari Lapangan Merdeka Medan yang kemudian mengelilingi kawasan Kota Medan.
"Jadi sampan akan ditarik dari Lapangan Merdeka sampai Sei Mati. Ini sebagai simbol tentang Sungai Deli yang semakin mendangkal dan menipis sehingga tidak bisa dialiri sampan, yang ada cuma sampah-sampah," tambah Ketua Kantor Teater Roy.
Sampan tersebut nantinya akan berhenti di Istana Maimun yang merupakan salah satu bangunan bersejarah di Kota Medan. Di sana, juga akan ada pergelaran seni seperti musikalisasi puisi dan tarian-tarian tradisional.
"Setelah dari Istana Maimun, sampan tersebut akan ditarik menuju Sei Mati," ujarnya.