Medan (ANTARA) - Rektor Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU), Prof Dr Agussani, MAP, menyebut perguruan tinggi di Tanah Air harus memiliki tim menangani program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
"Ini bukan cerita saja, tapi harus direncanakan dengan baik dan harus ada yang membidanginya. Universitas itu, perlu membentuk tim khusus menangani Merdeka Belajar di kampus," kata Agussani di Medan, Ahad.
Program MBKM dicanangkan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim di 2020, lanjut dia, bukan berarti mahasiswa dilepas begitu saja.
Baca juga: UMSU kembali juara kampus terbaik LLDikti Sumut
Tetapi perguruan tinggi di Indonesia harus tetap membangun jejaring ke luar, mengawasi dan memantau, termasuk ketika mahasiswa selesai menempuh pendidikan di kampus.
Agussani mengatakan, perguruan tinggi baik negeri maupun swasta di Tanah Air harus bisa mengasah kemampuan mahasiswanya, terutama yang tidak hanya unggul di jaringan luar kampus.
"Dalam konteks keilmuan seperti komunikasi, tapi bukan cuma komunikasi saja. Namun mahasiswa itu bisa mendapati pembelajaran manajemen, kepemimpinan, administrasi dan lain-lain yang sangat berharga," tutur dia.
Pihaknya menilai pemerintah daerah baik provinsi maupun kabupaten/kota dan dunia kerja sangat beruntung di program MBKM, karena otomatis meningkatkan lulusan seorang mahasiswa.
Sejak diluncurkan program MBKM di 2020, UMSU secara keseluruhan diikuti 6.199 mahasiswa, terdiri dari 1.121 program MBKM pemerintah, 1.933 magang prodi dan 3.145 MBKM internal.
"Hari ini aktivitas sembilan komponen MBKM itu sudah berjalan. Mengikuti magang di masing-masing perusahaan dengan beban 20 SKS, dan sekitar 1.500 mahasiswa kita bertebar di seluruh Indonesia," terang Agussani.