Langkat (ANTARA) - Terdapat 107 warga yang dirawat dan sembuh diduga keracunan makanan yang terjadi Kamis (18/11) hingga sekarang ini dari dilaksanakannya acara adat Muduni (lamaran), di Dusun Kuta Pinang B Desa Namo Mbelin, Kecamatan Kuala.
Hal itu disampaikan Kepala Bidang Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Langkat dr Zulkifly Azhar MH.Kes, di Stabat, Selasa (23/11).
Zullifly Azhar menyampaikan kronologisnya Kamis (18/11) dilaksanakan acara adat Karo Muduni (lamaran) di rumah Mola Malem Ginting (39) di Dusun Kuta Pinang B Desa Namo Mbelin, Kecamatan Kuala Kabupaten Langkat.
Dimana Mola Malem Ginting adalah sebagai pihak calon pengantin wanita, pada pukul 10.00 WIB, Wanta Sitepu beserta rombongan tiba dirumah Mola Malem Ginting.
Ikut juga bapak Wanta Sitepu adalah orang tua dari calon pengantin pria yang datang dari Dusun Lau Muron Desa Kutambaru, Kecamatan Kutambaru Kabupaten Langkat.
Kedatangan rombongan Wanta Sitepu dengan membawa makanan untuk dihidangkan pada acara Muduni (lamaran).
Baca juga: 52 warga di Kecamatan Kuala Langkat keracunan makanan
Baca juga: Diduga keracunan makanan salah seorang warga Kutambaru Langkat meninggal dunia
Acara pembahasan penentuan tanggal pernikahan selesai pada pukul 12.00 WIB, setelah selesai acara pembahasan adat dilanjutkan dengan makan bersama. Adapun makanan tersebut yang dibawa oleh pihak laki-laki Wanta Sitepu.
Dalam acara tersebut dihadiri warga sebanyak 150 orang dari keluarga kedua belah pihak yang diundang yang berdomisili dari beberapa kecamatan/kota. Pada pukul 14.00 WIB, acara makan bersama selesai dan dari pihak laki-laki kembali kerumah masing-masing di Desa Kutambaru Kecamatan Kutambaru Kabupaten Langkat.
Lalu, Jumat (19/11) pukul 02.30 WIB beberapa warga Dusun Kuta Pinang B merasa pusing, mual, muntah dan diare setelah mengkonsumsi makanan yang disajikan pada acara Muduni (Lamaran).
Sehingga terdampak terganggunya aktifitas sosial kehidupan masyarakat yang menjadi korban keracunan.
Dari data sementara Sabtu (20/11) baru diketahui banyak warga yang mengalami pusing, muntah, mual dan diare berjumlah sebagai berikut dirawat di Rumah Sakit Delia sebanyak lima orang, dirawat di Klinik Nilam sebanyak empat orang, dirawat di Klinik Inka sebanyak lima orang, dirawat Klinik Doa Ibu sebanyak dua orang, dirawat di Desa Dalan Naman sebanyak sembilan orang, dirawat di Desa Namo Mbelin (rumah) sebanyak 49 orang, total 74 orang.
Selanjutnya Minggu (21/11) perkembangan warga yang di rawat dan sembuh yaitu sebagai berikut untuk dirawat di Rumah Sakit Delia sebanyak 18 orang, di Klinik Nilam sebanyak empat orang, di RS Bidadari Binjai sebanyak tiga orang, di Klinik Doa Ibu sebanyak dua orang, di Klinik Rosi Medik sebanyak empat orang, di Klinik Inka sebanyak 10 orang, di Desa Nmo Mbelin (dirumah) sebanyak 39 orang, di Desa Dlan Naman (di rumah) sebanyak empat orang, di Desa Kutambaru Marike sebanyak 14 orang, di RS Al Fuadi sebanyak tiga orang, total 101 orang.
Pada Minggu (22/11) itu juga terjadi perkembangan warga yang di rawat/sembuh yaitu sebagai berikut dirawat di Rumah Sakit Delia sebelumnya 18 orang bertambah enam orang hingga menjadi 24 orang, sehingga keseluruhannya menjadi 107 orang.
Zulkifly Azhar juga menyampaikan telah dilakukan penyelidikan Epidemiologi dan membuat posko kesehatan di Desa Namo Mbelin Kecamatan Kuala dan Desa Kutambaru Marike Kecamatan Kutambaru.
Sementara kondisi terkini warga yang terdampak keracunan sebagian masih dalam observasi dan perawatan insentif di fasilitas jesehatan tersebut diatas dan sebagian sudah ada yang pulang dari rumah sakit dan tetap dalam pemantauan, selain itu juga dilakukan pengidentifikasian lanjutan warga yang masih ada dampak keracunan makanan, katanya.