Jakarta (ANTARA) - Sejumlah penerima manfaat Balai Bahagia Medan, Sumatera Utara, merintis usaha kuliner Somboy Medan sebagai salah satu menu andalan dalam program pemberdayaan klaster kafe.
"Somboy Medan ini awalnya permintaan dari pejabat di Balai Bahagia Medan. Baru sebulan terakhir ini saya buat. Ternyata rasanya cocok sama selera beliau," kata penerima manfaat program Sentra Kreasi Atensi Balai Bahagia Medan, Gilang Maulana (19) di Medan, Kamis.(18/11).
Baca juga: Pemkot Medan: 40 stan akan tampil di pekan kuliner di Gedung Warenhuis
Somboy Medan merupakan menu kuliner minuman dingin yang diracik dari campuran sirup, selasih, soda dan biji somboy dan es batu.
Bagi yang belum pernah mencoba minuman yang satu ini, bisa jadi sensasi rasa unik yang dirasa mendominasi indra pengecap.
Minuman asam somboy ini memang menawarkan sensasi rasa yang beragam, manis, asam, dan sedikit asin berpadu dengan serasi hingga menawarkan kesegaran yang tak biasa saat membasuh dahaga.
Rasa asam yang ditawarkan tidak segetir jeruk nipis, pun rasa manis yang dicecap lidah tak berlebihan. Ditambah dengan sentuhan rasa asin, tersaji keunikan rasa yang membuat ketagihan penikmatnya.
Minuman yang dibanderol seharga Rp15 ribu per gelas ini lebih segar dinikmati saat dingin. Di tengah terik panas cuaca Kota Medan, kesegaran minuman asam somboy sungguh pelepas dahaga yang sempurna.
"Somboy ini biji tanaman yang khas dari Medan," katanya.
Pria yang mengalami putus sekolah sejak kelas 8 SMP itu bekerja dengan dua rekannya yang juga mengalami permasalahan sosial, Aswin (34) dan Gunawan (17) di Kafe Kombur di lingkungan Balai Bahagia Medan, Kelurahan Siborejo Hilir, Kecamatan Medan Tembung, Kota Medan.
Kepala Sub Bagian Tata Usaha Balai Bahagia Medan Budi Prayitno mengatakan program Sentra Kreasi Atensi telah memberdayakan delapan penerima manfaat dalam 1,5 bulan sejak beroperasi.
"Sejak kami beroperasional Oktober 2021, saat ini sudah ada yang berhasil kami berdayakan di masing-masing klaster pembinaan, tiga orang di kafe, satu di laundry, satu di desain grafis, satu di salon, dua di kuliner dan satu di usaha klontong," katanya.
Budi mengatakan pembinaan keterampilan pada usaha kafe paling memberikan harapan sebab sudah mulai mendatangkan sejumlah konsumen.
Menurut Budi keterampilan Gilang tidak hanya meracik minuman somboy, tapi juga tujuh varian kopi dan dan lima minuman segar. Kemampuan itu didapat berkat pelibatan konsultan dalam membina para penerima manfaat.
"Selain kita bekali keterampilan usaha, mereka yang putus sekolah kita lakukan akselerasi pendidikan paket C," katanya.
Balai Bahagia Medan juga menangani sejumlah penerima manfaat dari kalangan penderita HIV/AIDS, pecandu narkoba, anak-anak terlantar hingga korban perdagangan manusia.
Program Sentra Kreasi dan Balai Bahagia Medan rencananya akan diresmikan secara langsung oleh Menteri Sosial Tri Rismaharini pada Jumat (19/11).