Medan (ANTARA) - Akademisi Universitas Sumatera Utara (USU), Destanul Aulia, SKM, MBA, MEc, PhD, menilai program vaksinasi jemput bola (jempol) merupakan solusi bagi masyarakat agar tetap mendapat suntikan vaksin COVID-19 di Kota Medan.
"Ini (vaksinasi jempol) adalah bentuk nyata dari responsifitas. Apalagi, salah satu syarat dalam kepemimpinan kesehatan masyarakat adalah inovasi dalam mencari solusi," ujar Aulia di Medan, Rabu (27/10).
Vaksinasi jempol Pemkot Medan ini, tutur dia, dalam rangka menjalankan empat instruksi Presiden Joko Widodo yang salah satunya percepatan vaksinasi agar terciptanya kekebalan kelompok
Baca juga: Bobby siap dukung mimpi masyarakat kampung sejahtera terwujud
Data Dinas Kesehatan Kota Medan hingga Senin (25/10), menyebutkan besaran persentase cakupan vaksinasi COVID-19 di daerah ini di angka 56,07 persen dari target 1,9 juta penduduk.
Di antaranya penduduk yang telah mendapat suntikan vaksin dosis 1 sebanyak 66,19 persen, suntikan dosis 2 sejumlah 45,15 persen, dan suntikan dosis 3 sekitar 0,8 persen.
"Meski Kota Medan telah di level 2 penerapan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat, tapi upaya menekan penyebaran COVID-19 terus menjadi perhatian serius pak wali," kata Aulia yang dosen pasca sarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat USU.
Selain menghadirkan vaksinasi jempol di salah satu warung kopi di Kecamatan Medan Johor, lanjut dia, Pemkot Medan sebelumnya memasifkan layanan 41 puskesmas, vaksinasi pengemudi angkutan kota dan vaksinasi keliling.
"Pemkot Medan juga terus membangun kolaborasi sejumlah pihak dan kelompok. Termasuk organisasi profesi kesehatan masyarakat, seperti Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Sumut," ucal Aulia yang juga Ketua IAKMI Pengda Sumut ini.