Medan (ANTARA) - Budayawan Sumatera Utara, Suyadi San, menilai revitalisasi Lapangan Merdeka Medan bukan saja mengembalikan ruang terbuka kota bersejarah, tetapi melahirkan ruang budaya.
"Saya setuju revitalisasi Lapangan Merdeka, karena juga melahirkan ruang ide, seni, dan budaya. Bahkan menurut saya, itu wajib dilakukan," ujar Suyadi San di Medan, Ahad (24/10).
Program revitalisasi lapangan bersejarah merupakan salah satu janji kampanye ini, lanjut dia, juga memberikan ruang-ruang pembangunan, khususnya budaya di kota yang multikultural ini.
Baca juga: Revitalisasi Lapangan Merdeka dan penataan kota tua untuk pelestarian budaya
Menurutnya Lapangan Merdeka bisa menjadi satu paket wisata sejarah, wisata religi dan wisata budaya, karena semua aset sejarah merupakan warisan tidak ternilai bagi kaum milenial.
"Ekosistem kebudayaan, baik budaya benda atau tak benda, bisa ditata dan dibangun di segregasi ini. Adanya Masjid Arab dan Masjid Lama di Kesawan menandakan sejak dahulu tempat ini sangat religius," ucap dia.
Budayawan yang juga dikenal sastrawan dan dramawan ini, menyarakan agar seni dan budaya Islam yang melekat du Suku Melayu bisa dijadikan komoditas revitalisasi.
"Indah sekali, jika hal ini menjadi komoditas revitalisasi Lapangan Merdeka maupun kawasan Kesawan," terangnya.
Ia mengharapkan supaya aparatur Pemkot Medan dapat melatih diri untuk melayani secara prima guna mewujudkan ruang ide, seni, dan budaya revitalisasi.
Begitu juga denga pengiat seni dan budaya dapat melahirkan karya bernilai budaya lokal. "Saatnya Medan jadi kota berbudaya. Bisa bermula dari titik nol kilometer Lapangan Merdeka," ujar Suyadi.
Budayawan: Revitalisasi Lapangan Merdeka lahirkan ruang budaya
Minggu, 24 Oktober 2021 23:21 WIB 3900