Medan (ANTARA) - Pada Agustus 2020 Grab Indonesia mendapatkan kepercayaan menjadi salah satu PPMSE (e-merchant) oleh Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah (LKPP) dalam Portal Bela Pengadaan. Melalui kerja sama Grab dan LKPP ini, Grab mampu membantu memperluas akses pasar para mitra merchant UMKM Grab terutama ke sektor pemerintah.
Peningkatan pesanan dari sektor pemerintah terbukti dirasakan oleh Fajar Mubarok Syahri pemilik Katering Mubarok di Medan dan Kusmanadi pemilik restoran Ayam Taliwang Mbok Sutil di Jakarta yang selama pandemi ini baru bergabung di platform Grab.
Fajar Mubarok Syahri merupakan generasi kedua yang mengurus bisnis Katering Mubarok yang dimulai oleh orang tuanya pada tahun 1998 . Terus menjaga kualitas makanan yang ditawarkan, Katering Mubarok memiliki banyak konsumen tetap, baik dari masyarakat maupun dari instansi pemerintah yang setia dengan cita rasa yang ditawarkan oleh katering ini.
Akan tetapi, dengan semakin berkembangnya zaman, semakin banyak pula bisnis kuliner yang hadir di Medan baik online maupun offline yang menuntut Fajar untuk terus mengembangkan bisnisnya agar bisa terus bersaing.
“Awalnya kami belum pernah terpikir untuk bergabung dengan platform online seperti Grab, karena takut juga tidak bisa mengoperasikan aplikasinya. Tetapi, pada Juli 2021 lalu kami akhirnya mencoba melebarkan sayap ke ranah digital. Selain karena melihat perkembangan industri, yang menjadi pertimbangan utama kami adalah konsumen dari salah satu instansi pemerintah yang menggunakan GrabFood untuk melakukan pesanan makanan secara online. Awalnya saya lumayan takut salah saat menerima pesanan, tetapi ternyata menggunakan aplikasi seperti ini malah mempermudah saya,” jelas Fajar.
Setelah bergabung dengan GrabFood, pesanan yang diterima oleh Katering Mubarok pun meningkat dan mulai banyak lembaga serta instansi pemerintah di sekitarnya yang juga memesan katering untuk keperluan makan sehari-hari pegawai dan keperluan rapat.
“Dalam seminggu bisa 2-3 kali pesanan dari instansi pemerintah dengan jumlah yang bisa mencapai 150 box dalam sehari, belum lagi kalau mereka juga memesan untuk coffee break,” ungkap Fajar.
Fajar juga mengaku sangat dibantu dengan adanya aplikasi GrabMerchant, dimana sebelumnya untuk sistem pembayaran katering harus menyertakan berbagai dokumen dan prosesnya pun bisa sampai 7-14 hari. Tetapi setelah menggunakan Grab, pembayaran untuk katering bisa langsung masuk di hari yang sama di mana hal ini juga sangat mempermudah perputaran uang bisnisnya.
Melihat perkembangan pengantaran makanan online ini, Fajar pun berencana untuk melebarkan bisnisnya ke makanan siap saji yang bisa dipesan oleh konsumen perorangan di GrabFood.
Sementara itu, Kusmanadi, pemilik restoran Ayam Taliwang Mbok Sutil, sebelum pandemi mengaku belum pernah terpikir untuk bergabung dengan platform digital seperti Grab. Bisnis Ayam Taliwang Mbok Sutil miliknya ini sudah ia tekuni hampir selama 10 tahun dan ia memulai usahanya dengan berjualan kaki lima di kawasan perkantoran Jakarta.
“Awalnya saya jualan kaki lima saja di sekitar perkantoran dimana pada saat jam makan siang biasanya para pegawai kantor berjalan kaki ke tempat saya untuk membeli makan siang dan kembali ke kantor lagi,” ujar Kusmanadi.
Ia pun rajin mengikuti bazaar yang kerap dilakukan oleh perkantoran maupun instansi pemerintah. Melalui bazaar ini, Ayam Taliwang Mbok Sutil miliknya pun mulai banyak dikenal para konsumen.
Hampir 10 tahun Kusmanadi fokus berjualan secara offline, akan tetapi bisnisnya sempat turun drastis pada Maret 2020 karena pandemi dan ia tidak bisa berjualan lagi. Ia pun akhirnya memberanikan diri untuk mencoba masuk ke ranah digital melalui Grab setelah melihat rekannya yang di tengah pandemi tetap bisa berjualan dan mendapatkan pemasukan walaupun restorannya tidak bisa melayani pelanggan secara langsung.
Kusmanadi pun langsung merasakan manfaat dari kemajuan digital dan menggunakan banyak perangkat pemasaran yang ditawarkan oleh Grab. Konsumennya pun yang tadinya hanya di sekitar tempatnya berjualan, sekarang menjadi lebih luas lagi. Semenjak saat itu pula, bisnis Kusmanadi mulai banyak mendapatkan pesanan dari sektor pemerintahan seperti BUMN, Balai Kota DKI Jakarta, dan kantor Kementerian untuk keperluan rapat dan juga makan siang pegawai.
“Memang pesanannya tidak setiap hari karena pada saat pandemi banyak kantor yang juga menerapkan sistem WFH, tetapi saya sangat terbantu dengan pesanan yang dilakukan oleh para instansi pemerintah ini karena biasanya mereka memesan dalam jumlah yang banyak dimana satu pesanan bisa mencapai 45-50 porsi dan pesanan seperti ini bisa 3-4 kali seminggu,” jelas Kusmanadi.
Manfaat yang dirasakan dari Grab bukan hanya ia bisa kembali berjualan tetapi saat ini ia berhasil melebarkan usahanya dengan membuka 6 cabang baru yang memang difokuskan pada penjualan online untuk melayani konsumen dan juga instansi pemerintah yang kerap memesan lewat Portal Bela Pengadaan.
Kerja sama Grab dengan LKPP ini merupakan sebuah wujud nyata dalam mendukung sektor UMKM sekaligus mendukung keberlangsungan usaha UMKM di tengah pandemi, agar mereka bisa terus bertahan dan berkembang serta mempercepat transformasi digital.
Hingga saat ini, lebih dari 100 badan pemerintahan tingkat Kementerian Pusat sampai dengan Pemerintah Daerah telah aktif menggunakan layanan dan produk UMKM dan mitra merchant Grab melalui Portal Bela Pengadaan, baik dari pemerintah pusat maupun daerah.
“Kami di Grab terus berkomitmen untuk mendukung digitalisasi UMKM di Indonesia khususnya untuk memperluas akses pasar mereka dan menjangkau lebih banyak lagi pelanggan. Kami harap melalui kerja sama ini, Grab bisa terus memberikan solusi bagi para pelaku UMKM untuk bisa bertahan dan melebarkan bisnisnya sekaligus merasakan manfaat yang luar biasa dari kemajuan teknologi,” tutup Roy Nugroho, Director of Grab for Business, Grab Indonesia