Jakarta (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan terjadi sebanyak 1.829 bencana alam di Indonesia terhitung sejak 1 Januari hingga 5 September 2021.
Berdasarkan data BNPB yang diterima ANTARA di Jakarta pada Minggu, tercatat Indonesia mengalami kejadian banjir sebanyak 750 kali, cuaca ekstrem 477 kali, tanah longsor 346 kali dan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) sebanyak 206 kali.
Sejumlah wilayah Tanah Air juga pernah diterjang gelombang pasang dan abrasi sebanyak 22 kali, dilanda kekeringan lima kali dan diguncang gempa bumi sebanyak 23 kali.
Baca juga: BMKG: 85,1 persen wilayah Indonesia sedang musim kemarau
Daerah yang paling banyak mengalami kejadian bencana alam antara lain yakni Jawa Barat sebanyak 464 kali, Jawa Timur 191, Jawa Tengah 183 kali, Aceh 146 kali dan Riau sebanyak 70 kali.
Berbagai bencana alam tersebut telah menimbulkan sejumlah dampak yakni 5.882.843 orang terpaksa mengungsi, 510 orang meninggal dunia, 70 orang hilang serta 12.883 orang mengalami luka-luka.
Selain menelan korban jiwa, bangunan dan fasilitas umum pun ikut terdampak. Sebanyak 129.649 rumah warga mengalami kerusakan, di antaranya 15.962 rumah dalam kondisi rusak berat, 23.381 rumah rusak sedang dan 90.306 rumah rusak ringan.
Total fasilitas umum yang mengalami kerusakan sebanyak 2.972, dengan rincian 1.386 fasilitas pendidikan, 1.234 tempat peribadatan serta 352 fasilitas kesehatan.
BNPB juga menyebutkan sebanyak 497 kantor dan 329 jembatan ikut mengalami kerusakan akibat dampak dari sejumlah bencana alam yang telah melanda Indonesia.
Tidak hanya mengalami bencana alam, Indonesia juga sedang menghadapi bencana non-alam yakni penyebaran virus COVID-19. Sebelumnya, COVID-19 telah ditetapkan sebagai bencana nasional oleh pemerintah sejak 13 April 2020.