Simalungun (ANTARA) - Danau Toba, Sumatera Utara saat ini telah ditetapkan Pemerintah Pusat sebagai salah satu Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP).
Bukan tanpa sebab, Danau Toba menawarkan keindahan alam yang menakjubkan hingga ditunjuk menjadi ikon pariwisata Indonesia berbasis alam oleh Kemenparekraf RI.
Hal ini menjadikan Danau Toba sebagai peluang investasi bagi pengusaha pariwisata baik dalam maupun luar negeri untuk mengembangkan berbagai fasilitas dan layanan wisata, mulai dari perhotelan, layanan wisata alam, wisata budaya, hingga wisata kuliner.
Keberadaan investor asing dapat meningkatkan kualitas dan daya tarik wisata Danau Toba, namun di sisi lain dapat pula menggeser keberadaan warga lokal, dan ada kekhawatiran bila mereka hanya mampu menjadi penonton dalam hiruk-pikuk pengembangan pariwasata Danau Toba.
Saat ini, masyarakat banyak menggantungkan hidupnya dari budidaya perikanan, pengolahan ikan hasil tangkapan dari Danau Toba, hingga kedai- kedai makanan dan minuman yang tersebar di berbagai wilayah di kawasan Danau Toba.
Satu di antaranya, Evi Maesaroh, pedagang warung makan di kawasan Kelurahan Tiga Ras, Kecamatan Dolok Pardamean, Kabupaten Simalungun.
Baca juga: Polres Simalungun bakti sosial sambut Hari Bhayangkara
Perempuan yang sudah berjualan selama 11 tahun di kawasan itu mengaku khawatir tidak bisa bersaing dengan investor bermodal besar.
"Nanti kalau ada asing masuk, hotel-hotel, restoran-restoran, bagaimana kedai saya, apa akan laku dilirik orang?" katanya.
Dalam pikirannya, sewajarnya mereka, sebagai bagian dari Danau Toba yang harus menjadi aktor utama dalam mempromosikan identitas asli yang dapat menjadi daya tarik pengunjung dan memperoleh keuntungan.
Wakil Bupati Sumalungun, H Zonny Waldi menuturkan, pemerintah telah melakukan berbagai perbaikan dan pembangunan infrastruktur guna memudahkan wisatawan menikmati wisata di Toba.
Di sisi lain, yang tidak kalah penting untuk diperhatikan ialah perlunya pengembangan masyarakat dan komunitas lokal sebagai pendorong dan pendukung utama berbagai program dan layanan wisata.
Zonny melanjutkan, masyarakat Toba perlu dibina untuk mengembangkan usahanya secara mandiri hingga dapat beriringan mengembangkan pariwisata sesuai dengan yang telah dicanangkan pemerintah pusat.
Makanya menjadi tanggungjawab bersama untuk mendukung pariwisata dan menyiapkan masyarakat lokal menghadapi kompetisi di bidang usaha dengan pengusaha asing.
Dengan menguatkan citra usaha masyarakat Toba, maka pengembangan pariwisata dapat diwujudkan dengan memberikan kesejahteraan bagi masyarakat setempat, kata Zonny.
Pengembangan Wisata Toba dan kekhawatiran pelaku usaha lokal
Senin, 28 Juni 2021 13:47 WIB 2101