Batam (ANTARA) - Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menyatakan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dan Riau harus siap menerima kedatangan pekerja migran Indonesia yang hendak pulang ke Tanah Air, apabila Batam sudah kesulitan menangani karantina "pahlawan" devisa.
"Prinsipnya, kalau di sini sudah kesulitan menahan arus, bahkan perlu pengalihan arus juga, mereka harus siap," kata Menteri usai meninjau proses kedatangan PMI dari Malaysia saat tiba di Pelabuhan Internasional Batam Centre Kota Batam Kepulauan Riau, Sabtu (8/5).
Saat ini Batam menjadi satu-satunya pintu masuk kedatangan PMI dari Malaysia, sehingga daerah setempat relatif kewalahan menanganinya. Apalagi terdapat protokol kesehatan COVID-19 yang ketat yang harus dilalui PMI, seperti karantina dan tes usap PCR.
Baca juga: Pemkot Medan bantu satgas tentukan lokasi karantina bagi WNI
Sebenarnya, Tanjung Balai Asahan di Sumut dan Dumai di Riau juga memiliki pintu masuk kedatangan dari Malaysia. Namun, ditutup karena kedua daerah tidak memiliki fasilitas karantina yang memadai.
Selain itu, angka penularan COVID-19 di Sumut dan Riau juga meningkat, sehingga diperlukan penanganan.
"Memang Sumut dan Riau cukup meningkat angka COVID-19, kita berusaha nanti bernegosiasi, memperkuat karantina," kata dia.
Apalagi, berdasarkan informasi yang diterimanya, terdapat banyak hotel di Dumai yang bisa digunakan sebagai tempat karantina.
Sementara itu, hingga Sabtu, tercatat sekitar 400 PMI yang masih menjalani karantina di tiga rusun di Batam yang ditetapkan pemerintah.
Selain itu juga terdapat sejumlah yang menjalani karantina mandiri di hotel-hotel.
Mendagri: Sumut dan Riau harus siap terima PMI
Sabtu, 8 Mei 2021 18:59 WIB 2053