Medan (ANTARA) - Ekonomi Sumatera Utara triwulan I2021 mengalami kontraksi sebesar 1,85 persen atau menurun dibanding triwulan I2020 sebesar 4,25 persen.
"Perekonomian Sumut berdasarkan besaran PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) atas dasar harga berlaku triwulan I 2021 mencapai Rp207 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp133,67 triliun," ujar Kordinator Fungsi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Taulina Anggarani, di Medan, Rabu.
Dari sisi produksi, kontraksi tertinggi adalah lapangan usaha transportasi dan pergudangan sebesar 18,30 persen.
Baca juga: Jumlah wisman ke Sumut pada triwulan I hanya 85 orang
Dari sisi pengeluaran, kontraksi tertinggi pada komponen PK LNPRT sebesar 5,84 persen.
Dari sisi produksi, penurunan disebabkan oleh kontraksi yang terjadi pada sebagian besar lapangan usaha.
Sementara dari sisi pengeluaran, penurunan disebabkan oleh kontraksi pada seluruh komponen kecuali komponen ekspor barang dan jasa.
Dia menjelaskan, struktur ekonomi di Pulau Sumatera secara spasial pada triwulan I 2021 didominasi oleh beberapa provinsi di antaranya Provinsi Sumut memberikan kontribusi terbesar terhadap PDRB di Pulau Sumatera sebesar 23,65 persen.
Diikuti oleh Provinsi Riau sebesar 22,80 persen, Provinsi Sumatera Selatan sebesar 13,32 persen, serta Provinsi Lampung sebesar 10,10 persen.
Sementara kontribusi terendah dari Provinsi Bengkulu dan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.