Tapanuli Utara (ANTARA) - Sejak dua tahun terakhir, kualitas air Sungai Aek Nalas atau Sungai Aek Napa versi masyarakat setempat tak lagi jernih seperti dahulu.
Tak hanya keruh, kondisi air Sungai Aek Nalas yang merupakan hasil pertemuan dari sejumlah sungai-sungai kecil yang terletak di dataran kaki perbukitan Dolok Paung, di Dusun Adian Padang, Desa Sabungan ni Huta IV, Kecamatan Sipahutar, Kabupaten Tapanuli Utara, pun semakin surut.
Pantauan ANTARA, Sabtu (7/11), sedikitnya 5 sungai kecil yang mengalir di kawasan konsesi TPL di dataran kaki perbukitan Dolok Paung dan membentuk Sungai Aek Nalas, dalam kondisi tak terawat dan memprihatinkan.
Baca juga: Untaian asa untuk Tapanuli Utara
Padahal, kualitas air Sungai Aek Nalas menjadi satu-satunya tumpuan masyarakat setempat dalam memperoleh kebutuhan air bersih, dan air minum.
"Sejak dua tahun terakhir, kualitas air Sungai Aek Nalas sebagai sumber air bersih untuk dikomsumsi semakin mengkhawatirkan. Hujan sebentar saja, air sungai sudah langsung keruh," terang Simanjuntak, warga sekitar.
Menurutnya, persoalan kualitas air hingga debit sungai Aek Nalas yang drastis menurun menjadi persoalan kebutuhan vital yang dikeluhkan warga.
"Sebelumnya, jernihnya air Sungai Aek Nalas sangat meyakinkan hingga airnya dikomsumsi masyarakat sebagai air minum, sejak dahulu kala," sebutnya.
Namun, kini hal tersebut hanya tinggal mimpi, sebab ekploitasi lahan konsesi di bagian hulu sungai dinilai menjadi penyebab perubahan kualitas air.
"Sejak dahulu, para tetua desa dan masyarakat sepakat untuk bersama menjaga jalur mata air, dan sungai-sungai kecilnya, hingga merawat kejernihan Sungai Aek Nalas," jelasnya.
Setidaknya, kata dia, kesepakatan bersama memutuskan untuk meniadakan aktivitas di bagian hulu sejarak lebih kurang 100 meter dari jalur aliran air.
"Tapi kini, inilah kenyataannya. Aktivitas di bagian hulu sungai yang rentan melakukan pencemaran sangat menghantui warga desa," ujarnya.Penelusuran ANTARA di lokasi, terdapat satu dam bendungan sungai yang difungsikan sebagai pusat penyaluran air bersih bagi masyarakat yang dikelola PDAM Mual Natio Taput.
Berdasarkan informasi, dari sana, air bersih didistribusikan kepada sebanyak 1.158 pelanggan PDAM di Kecamatan Sipahutar.
Sejauh sekitar 300 meter ke arah hulu, kondisi beberapa jalur mata air sebagai asal kumpulan air di Sungai Aek Nalas, kini telah ditanami bibit pohon eukaliptus.
Pun jalur hulu sungai sejauh lebih kurang 1 km dari lokasi bendungan, kini telah semakin sempit dengan penanaman pohon eukaliptus hingga menjorok ke badan sungai Aek Nalas.
"Inilah hal yang menghantui masyarakat. Dugaan kita, aktivitas menyalah di lahan konsesi ini berpotensi mencemari kualitas air Sungai Aek Nalas. Kita khawatir, dampak dari campuran kimia pemupukan pohon eukaliptus berdampak buruk pada kualitas air, termasuk aktivitas penanaman pohon yang menjorok hingga ke badan sungai telah menghilangkan kejernihan air," tukas Simanjuntak.